REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI, Boediono menyatakan saat ini Indonesia termasuk negara aman. Meski begitu, Boediono tak menapik Indonesia tetap memiliki tingkat bahaya yang sama dengan negara lain, seperti kemungkinan adanya serangan teroris.
"Kalau mau dikatakan apakah Indonesia memiliki tingkat bahaya maka jawabannya sama dengan negara lain. Tapi Indonesia saat ini aman," kata Boediono kepada wartawan di Istana Wakil Presiden, di Jakarta, Selasa (20/3).
Dikatakannya, Perancis yang merupakan negara maju saja masih mengalami serangan teroris. Ia mencontohkan insiden penembakan yang menewaskan tiga orang di sebuah sekolah Yahudi di Kota Toulouse, Perancis, Senin (19/3) lalu.
Boediono mengklaim, Pemerintah Indonesia sudah melakukan upaya maksimal dalam menangani terorisme dan hasilnya memang ada. Di Bali misalnya, kata Boediono, sudah ada upaya pencegahan teroris dan langkah tersebut diapresiasi mengingat Bali memiliki nama terkenal di kalangan internasional. "Sudah maksimal upaya yang dilakukan aparat terhadap pemberantasan terorisme," klaim Boediono.
Namun, pernyataan berbeda dikatakan Kepala Bidang Humas Polda Bali Komisaris Besar Polisi Hariadi. Ia menegaskan lima orang yang ditembak mati di Denpasar, Minggu (18/3) malam, bukan teroris, melainkan tersangka perampokan.
"Dari penyelidikan sementara mereka itu murni tersangka perampokan. Salah seorang di antaranya dengan inisial H, masuk DPO (daftar pencarian orang) hasil pengembangan kasus curas (pencurian dengan kekerasan) di Medan," katanya.
Kelima orang yang ditembak aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror di Jalan Danau Poso, Sanur, dan Jalan Gunung Soputan, Denpasar Barat, itu, masuk Bali untuk melakukan sejumlah rencana perampokan di beberapa lokasi.