REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak lima Anak Buah Kapal (ABK) WNI yang terlantar di Port Gentil, ibukota Gabon, berhasil dipulangkan ke tanah air. Mereka sempat ditahan di penjara Port Gentil selama dua bulan (Juli-Agustus 2011) karena tidak memiliki izin tinggal dan terlantar karena perusahaan SIFRIGAB Péche Gabon tidak menepati janji pemulangan dan tidak membayar gaji selama 5 bulan.
Berdasarkan rilis dari KBRI Dakar, kelimanya adalah Kardani, Nur Rokhim, Daryono, Sahuri (asal Brebes), dan Taufiq (asal Indramayu). "Selama ini para ABK tinggal di kapal ikan yang sudah tidak digunakan lagi di pelabuhan Port Gentil tanpa mendapatkan suplai makanan dan minuman dari pihak perusahaan," kata Direktur Informasi dan Media Kemlu, P.L.E. Priatna, berdasarkan rilis yang diterima Republika hari ini, Jumat (16/3)
Namun, tambah Priatna, KBRI Dakar terus memberikan bantuan logistik. “Para WNI yang tinggal di Port Gentil tersebut secara terus menerus memberikan informasi mengenai perkembangan keadaan kepada KBRI,” tuturnya.
Priatna menjelaskan bahwa sebelum pemulangan, KBRI Dakar melakukan upaya-upaya untuk mendesak pihak SIFRIGAB Péche memenuhi kewajibannya. Namun, perusahaan tersebut tidak menunjukan itikad baik untuk segera menyelesaikan masalah para ABK dan cenderung berupaya melarikan diri dari tanggung jawabnya.
KBRI Dakar, tambahnya, juga melakukan pendekatan langsung kepada instansi berwenang di Gabon, namun tidak mendapatkan hasil yang diharapkan.
Melihat kondisi tersebut, tutur Priatna, KBRI Dakar mengambil langkah pemulangan para ABK WNI ke tanah air. Proses pemulangan tersebut mendapat fasilitasi dari Kementerian Luar Negeri dan pihak Imigrasi Gabon, sehingga para ABK dapat dibebaskan dari penalti yang harus dibayar akibat tidak memiliki izin tinggal.
Taufiq, salah satu ABK, mengatakan bahwa dirinya merasa sangat lega akhirnya dapat pulang ke Indonesia dan berkumpul lagi dengan keluarganya. Sementara Kardani mengatakan bahwa pengalaman pahit di Gabon menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi dirinya dalam mencari pekerjaan di masa depan.
“Kelima ABK WNI tersebut sudah dipulangkan dari Gabon ke tanah air pada 14 Maret 2012, dengan menggunakan pesawat Ethiopian Airlines pada pukul 14.25 waktu setempat,” kata Priatna.