REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosisasi pengusaha Indonesia (Apindo) enggan mengomentari rencana mogok kerja atau blokir jalan yang mungkin akan dilakukan buruh akibat kenaikan BBM. Ketua Apindo, Sofyan Wanandi mengatakan urusan yang itu lebih baik diserahkan kepada pemerintah.
“Ini lebih ke tugas pemerintah,” ujar dia, Rabu (14/3).
Sofyan mengungkapkan opsi kenaikan BBM bukanlah pilihan yang baik atau buruk. Ia mengatakan pilihan dari pemerintah itu adalah pilihan yang buruk dan lebih buruk. Namun, Apindo memilih opsi kenaikan BBM agar di jangka panjang akan dilakukan pembangunan.
“Sebenarnya kita posisinya sama kaya buruh. Sama-sama nggak mau naik, tapi kita lihat jangka panjang,” ujarnya. Ia melakukan opsi kenaikan BBM sebagai salah satu alternatif terbaik agar bangsa Indonesia bisa maju bersama-sama. Ia perkirakan harga minyak dunia masih akan naik untuk jangka waktu yang cukup lama.
Wakil sekjen asosiasi ritel Indonesia, Satria Hamid mengungkapkan kenaikan BBM bisa meningkatkan harga barang mencapai 5-10 persen. Kenaikan BBM yang disertai TDL ia katakan sangat mengkhawatirkan karena akan mengurangi daya beli masyarakat. Kalangan pengusaha juga khwatir Indonesia akan diserbu dengan barang impor jika harga beli masyarakat terhadap produk dalam negeri kalah saing dibandingkan produk impor.