REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON - Para ibu rumah tangga diminta hati-hati. Sebab, penyakit 'Human immunodeficiency virus and acquired immuno deficiency syndrome: HIV/AIDS' dapat menular ibu rumah tangga. Pangkalnya, tidak lain, karena perilaku lelaki pembeli seks bebas.
"Pendrita HIV/AIDS di daerah Pantura Kota Cirebon, Jawa Barat, terus bertambah kini mencapai 494 sebelumnya 488 penularan penyakit tersebut melalui berbagai media cepat dan singkat seperti prilaku seks bebas, juga akibat pengguna jarum suntik," kata, kata Sekertaris Komisi Penanggulangan Aids Kota Cirebon Sri Maryati, kepada wartawan di Cirebon, Rabu (22/2).
Dikatakannya, semua orang bisa tertular penyakit HIV/AIDS terutama dari hubungan sek, seperti ditemukan beberap waktu lalu, seorang janda menikah dengan laki-laki yang memiliki latar belakang kehidupan baik-baik, namun dirinya kini dinyatakan positif terjangkit HIV/AIDS tersebut.
"Siapapun kini semakin rentan dan mudah tertular penyakit HIV/AIDS karena di daerah Pantura Kota Cirebon juga wilayahnya lainnya, masyarakat masih enggan untuk memeriksakan dirinya tes HIV/AIDS dengan berbagai alasan," katanya.
Selama ini penderita HIV/AIDS yang belum terdata jumlahnya cukup tinggi, kata dia, akibat kesadaran masyarakat kurang perhatian terhadap pemeriksaan penyakit tersebut.
"Kurangnya kesadaran masyarakat Pantura memeriksakan diri secara gratis, namun karena mereka takut dan malu untuk bercerita masalah pribadi terutama mereka pelaku seks bebas," katanya.
Erlianus Thahar dari LSM Fahmina menuturkan, penularan penyakit HIV/AIDS di daerah Pantura Kota Cirebon cukup memprihatikan selain merupakan jalur penghubung dimana masih banyaknya tempat transaksi seks bebas sehingga sulit dikendapikan.
Terkait ibu rumah tangga rawan tertular HIV/AIDS menurut dia, prihatin karena yang terkena dampak akibat perbuatan buruk pasangan hidupnya mereka harus menanggung, padahal kehidupan ibu rumah tangga tersebut berjalan positif hanya mengurus keluarga.
Butuh pengawasan dan perhatian khusus bagi ratusan penjaja seks komersial yang berkeliaran di Pantura, kata dia, karena yang melakukan transaksi seks tersebut bukan hanya warga sekitar tapi kemungkinan dari daerah luar cukup tinggi sehingga rawan penyebaran HIV/AIDS.