Selasa 21 Feb 2012 20:18 WIB

Haedar: Demokrasi Indonesia Ciptakan Elite 'Narsis'

Haedar Nashir
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, demokrasi di Indonesia saat ini telah banyak menciptakan elite "narsis" yang ingin selalu tampil dan membanggakan diri dibanding politisi-politisi negarawan.

"Demokrasi kita selain menciptakan keterbukaan, juga elite 'narsis', memuji sendiri karya mereka, menampangkan fotonya di mana-mana," katanya di Ma'arif Institute, Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, elite "narsis" mendapatkan jalan dalam demokrasi yang dijalankan dengan politik uang dan melupakan pelayanan masyarakat. Para politisi baru bermunculan dengan "instan" (cepat), tanpa merintis dari bawah untuk melayani masyarakat. Alhasil, banyak politisi yang kemudian hanya mampu tampil di depan media, yang wajah aslinya tidak seperti yang digambarkan.

"Elite 'instan' pada akhirnya ingin cepat kaya, ingin cepat berkuasa, tanpa peluh keringat," katanya. Selain itu, pola kepemimpinan yang hanya pencitraan seperti mendapatkan tempat dalam masyarakat yang semakin mencintai harta benda (materialis) dan hiburan.

"Akumulasi dari lorong gelap ini, seperti kata 'Buya' (Syafi'i Ma'arif), bisa menimbulkan lorong gelap yang paling sempurna," katanya. Namun demikian, menurut dia, harapan tetap masih ada. Banyak tokoh di akar rumput, meski tak terpublikasikan, telah berjasa menjadi pembimbing dan inspirasi bagi masyarakat.

"Para tokoh ini tidak terlihat di hiruk-pikuk media dan tidak pernah meminta imbalan, berjasa untuk tetap memperbaiki lingkungannya. Siapa tahu dari sini muncul harapan," katanya. Karena itu, menurut dia, meskipun negara ini seperti tidak merasakan ada kepemimpinan nasional, namun tetap berjalan dengan baik.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement