Senin 20 Feb 2012 15:51 WIB

PPATK: 2 Ribu Rekening Gendut Dewan Masih Diperiksa, tak Kami Tutupi

Kepala PPATK Yunus Husein
Kepala PPATK Yunus Husein

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Saat ini Pusat Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tengah menganalisis 2 ribu rekening mencurigakan milik anggota Dewan. ALasan itu, PPATK belum mengungkapkan hasil temuannya.

Ketua PAATK, Muhammad Yusuf pun membantah bahwa lembaga yang dipimpinnya bermaksud menutupi adanya 2.000 rekening mencurigakan milik anggota dewan karena masih dalam analisis.

"Soal adanya 2.000 transaksi mencurigakan pada rekening anggota dewan, kami tak ada niat untuk menutupi. Ini sedang kami analisis. Kami akan kirim ke penyidik polri," kata Muhammad Yusuf saat rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR di Senayan Jakarta, Senin (20/2).

Sebelumnya dalam jawaban tertulis PPATK mencantumkan laporan adanya 2.000 transaksi mencurigakan yang dimiliki oleh anggota dewan. Namun dalam laporan tertulis tersebut justru dicoret.

Pencoretan itu justru menjadi pertanyaan dari para anggota. "Kami juga tidak ada maksud untuk mendiskreditkan dewan," kata Yusuf. Ia juga menjelaskan saat ini ada kasus yang mirip dengan Gayus Tambunan dimana seorang PNS muda memiliki rekening di 18 bank dan memiliki transaksi yang mencurigakan sampai ada kiriman uang senilai 250 ribu dolar.

Anggota Komisi III Martin Hutabarat meminta PPATK agar proaktif dalam menelusuri transaksi yang mencurigakan itu. Menyangkut 2.000 transaksi pada rekening anggota dewan yang mencurigakan, Martin meminta PPATK tidak ragu untuk menelusurinya.

"Kita apresiasi pada PPATK ikut menelusuri jejak rekening yang aneh-aneh dari anggota DPR. Ini sudah tugas PPATK sesuai UU," kata Martin. Meskipun, tambah Martin memang rekening belum tentu menyalahi aturan namun setidaknya peranan PPATK sudah dilakukan. Menurut Martin tidak otomatis orang yang memiliki rekening mencurigakan pasti korupsi.

Martin mendukung penuh PPATK sebab anggota DPR tidak steril dari pemantauan PPATK. "Ini juga untuk melindungi kredibilas dewan sendiri. Sekiranya ada anggota dewan yang terjadi penyalahgunaan, ya diproses," kata Martin.

Martin juga meminta PPATK juga menelusuri transaksi terkait IPO PT Krakatau Steel. "Soal KS ini kan sudah terang benderamg ada yang aneh. Buka juga dong," kata Martin.

Sementara Ruhut Sitompul mendukung PPATK untuk menelusuri 2.000 transaksi mencurigakan pada rekening anggota dewan, "Jangan takut. Buka saja. Termasuk orang-orang di partai saya. Buka saja," kata Ruhut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement