Kamis 16 Feb 2012 16:47 WIB

Produksi Sumur Minyak West Madura Meningkat

Rep: meutia ramadhani/ Red: Taufik Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,AKARTA – Akhir Januari 2012 lalu, sumur bor milik Pertamina Hulu Energi (PHE) West Madura hanya mengalirkan minyak 11 ribu barel per hari. Hari ini, dua sumur baru berhasil meningkatkan produksinya sebanyak 4.900 bph menjadi 15.500 bph.

“Bahkan, aliran gasnya bertambah 5,6 juta kaki kubik gas bumi per hari (mmscfd) menjadi 149 mmscfd,” kata Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas, BP Migas Gde Pradnyana kepada Republika di Jakarta, Kamis (16/2). Akhir bulan ini, produksinya diperkirakan meningkat lagi sebab masih ada satu sumur baru yang mulai berproduksi.

Gde mengatakan ada tiga sumur lain akan distimulasi. Sejak Agustus 2011, operator blok tersebut menggunakan dua rig untuk melakukan pengeboran lima sumur. PHE WMO akan menambah satu rig lagi pada Juli 2012 serta tiga platform baru. Targetnya,  akhir tahun ini produksi minyak PHE WMO bisa mencapai 30 ribu bph.

Senior Executive Vice President and General Manager PHE WMO Imron Asjhari mengaku tak mudah meningkatkan kapasitas produksi secara frontal di Blok WMO. Alasannya, produksi minyak di Blok WMO sedang mengalami penurunan saat diambil alih Pertamina pada Mei 2011. Hal itu akibat tak adanya investasi dan tak adanya kejelasan perpanjangan kontrak, serta operator pelaksana Blok WMO.

“Ke depan, produksi Blok WMO bisa ditingkatkan lagi sesuai target,” kata Imron. Hal itu sesuai rencana jangka panjang perusahaan yang menargetkan produksi minyak mencapai 40 ribu bph dan 200 mmscfd gas pada 2015.

Peluang mendapatkan cadangan baru, kata Imron, masih besar. Blok WMO masih memiliki 66 prospek dan leads eksplorasi. Rasio keberhasilan pengeboran sumur eksplorasi di lokasi bisa mencapai 80 persen. Penggantian cadangan rata-ratanya masih di atas 100 persen dalam sepuluh tahun terakhir.

Agustus 2010, produksi minyak di Blok WMO pernah mencapai 26 ribu bph. Sebab tak ada investasi baru, produksinya kala itu terus merosot. Januari 2011, produksinya melorot hingga 19 ribu bph. Bahkan, saat Pertamina mengambil alih blok tersebut awal Mei 2011, produksinya tersisa 13 ribu bph.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement