REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Terdakwa kasus korupsi Wisma Atlet, M Nazarudin kembali menuding bahwa pembelian saham Garuda Indonesia tbk adalah atas intruksi Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat. Namun hal itu dibantah Anas. Mantan anggota KPU ini menuding isu tersebut hanyalah isapan jempol belaka dan salah satu strategi tersangka kasus pembelian saham PT Garuda Indonesia M Nazaruddin untuk memojokkan posisinya.
“Tahu urusannya saja tidak. Tetapi itu bukan hal yang aneh. Ini kelanjutan saja dari kebohongan-kebohongan yang sengaja dimainkan untuk membunuh karakter saya,” tulis Anas dalam pesan singkatnya, Rabu (15/2).
Setelah berulangkali menggulirkan desas-desus keterlibatan mantan Ketua PB HMI ini dalam kasus dugaan korupsi wisma atlet, Nazaruddin terlihat percaya diri mengungkap kronologi kasus pembelian saham.
Nyatanya, nama Anas kembali terseret.”Saya sangat tahu strateginya memang begitu. Semua kasusnya dilemparkan kepada saya. Memang begitu arahan sutradaranya,” papar Anas lugas.
Menghadapi gencarnya ekspos pemberitaan, Anas berusaha bersikap tenang. Dia tak mau melempar komentar satu sama lain. Lantaran dia merasa tak terkait dengan kepemilikan PT Permai Group sebagai pembeli saham Garuda.
“Nanti toh akan terjawab sendiri bahwa itu cerita bohong yang sengaja dikarang untuk menyerang saya,”tegas Anas lagi.
Terpaan isu panas kembali dilempar Nazaruddin dengan memaparkan kronologi lengkap proses pembelian saham Garuda usai pemaparan kesaksian Angelina Sondakh di Pengadilan Tipikor, Jakarta. Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat ini mengaku dihubungi oleh Ketua Umum Partai Demokrat, yang menurutnya juga pemilik PT Permai Group.
"Waktu itu saya disuruh oleh Anas untuk menghubungi Munadi Herlambang dan Harry Supoyo (Direktur Utama Mandiri Sekuritas)," kata Nazaruddin.