Rabu 15 Feb 2012 18:06 WIB

Abraham Samad: Benarkah Ada Perpecahan di Tubuh KPK? (2)

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Heri Ruslan
Abraham Samad
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Abraham Samad

REPUBLIKA.CO.ID, Anda dulu adalah aktivis antikorupsi di advokat maupun LSM, apa perbedaannya setelah Anda sudah berada di KPK?

Perbedaannya sangat mencolok. Di KPK, kita punya kewenangan luar biasa yang diatur undang-undang. Kita punya kewenangan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap kasus-kasus korupsi. Kalau di tempat dulu sebagai aktivis ataupun lawyer, posisi kita hanya pengawasan. Kita tak punya kewenangan penyelidikan, penyidikan, dan penuntut an. Oleh karena itu, di KPK yang punya kewenangan itu harus kita jaga, jangan sampai kita melakukan pelanggaran.

Ketika sudah bergabung, apakah KPK sudah sesuai dengan pandangan Anda sebelumnya?

KPK adalah lembaga yang punya integritas sehingga lembaga ini harus terus diawasi masyarakat dan media. Karena, lembaga yang kuat ini tanpa pengawasan bisa saja menjadi sebuah lembaga yang berbahaya.

Sudah sesuai?

Sudah, tapi harus diawasi.

Sejak kapan Anda memiliki keinginan memberantas korupsi? Apa latar belakangnya?

Saya melihat situasi bangsa dan negara ini. Yang saya tahu, negara kita adalah negara yang sangat kaya sumber daya alam. Apa pun yang ditanam dan digali dari negeri ini sangat bagus. Ada tambang macam-macam. Tapi, saya melihat ada potret kemisikinan di penjuru negeri. Saya bertanya, ada apa, sebagian besar penduduk miskin dan menganggur. Ini ada yang salah. Saya menganalisis dan berkesimpulan bahwa negeri ini banyak kebocoran. Negeri ini terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pengelolaan sehingga pengelolaan sumber daya alam tidak rata.

Saya merasakan karena saya sering berkeliling. Banyak pemandangan yang miris, banyak pemandangan yang sebenarnya sangat menyedihkan. Saya sedih banyak rakyat kita miskin dan menderita. Mau berobat tidak bisa, mau sekolah tidak bisa. Karena mereka tidak punya apa-apa. Oleh karena itu, saya berpikir ini disebabkan oleh perilaku korup yang dikelola oleh orang di negeri ini. Sehingga, pemanfaatannya tidak dirasakan masyarakat. Jika dikelola baik, tidak akan ada orang yang mati karena busung lapar, tidak ada lagi yang tidak sekolah.

Siapa yang berperan besar mendorong Anda untuk terjun di dunia pemberantasan korupsi?

Saya geram. Apa pun yang terjadi, saya harus punya andil untuk memperbaiki negeri. Itulah motivasi saya masuk ke KPK. Saya ingin mengambil peran untuk memperbaiki negeri ini walaupun sedikit. Ini kegelisahan saya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement