Kamis 16 Feb 2012 02:04 WIB

Jakarta Macet Terus, Warga tak Puas pada Foke

Kemacetan di Ibukota Jakarta
Kemacetan di Ibukota Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Lantaran macet yang tak kunjung terurai, masyarakat DKI merasa kecewa terhadap kinerja Gubernur DKI Fauzi Bowo atau yang akrab disapa Foke. Hal ini terungkap dari hasil survei Pusat Kajian Pembangunan Sosial dan Politik (Pusbangsospol) Indonesia. "Delapan puluh dua persen sampel (masyarakat) menyatakan tidak puas terhadap kinerja Gubernur dalam mengatasi kemacetan," Kata Direktur Eksekutif Pusbangsospol Indonesia Heriansyah dalam Survey Persepsi Masyarakat Mengenai Tokoh dan Partai Politik Menjelang Pemilukada DKI Jakarta 2012, di Gedung Joang, Jakarta.

Survei tersebut dilakukan pada 1-7 Februari 2012 dengan mengambil sampel sebanyak 1.000 responden masyarakat yang tersebar di lima Kota dan satu Kabupaten di Jakarta. Responden merupakan warga Jakarta yang sudah memiliki hak pilih dalam Pemilukada DKI 2012.

Survei tersebut juga menunjukkan masalah kemacetan lalu lintas merupakan masalah utama yang harus ditangani oleh gubernur yang akan datang. Masalah kemacetan berada pada peringkat pertama dengan jumlah responden 24,2 persen disusul masalah transportasi dan infrastruktur dengan 21 persen responden.

Dalam kesempatan yang sama, mantan gubernur DKI Sutiyoso mengatakan apabila terjadi kegagalan pembangunan di Jakarta, maka dampaknya akan sepuluh kali lipat daripada kegagalan pembangunan di provinsi lain karena bukan hanya menjadi masalah lokal, namun masalah nasional dan internasional.

"Intinya bukan menambah jalan terus. Jika menambah jalan, pasti akan menambah jumlah mobil. Itu sudah pasti," kata mantan gubernur yang akrab dipanggil Bang Yos tersebut.

Sosok gubernur seharusnya mengenali masalah di lapangan terlebih dahulu sebelum mengambil kebijakan, kata Sutiyoso. "Kenali musuh seperti di medan pertempuran.... Jaringan transportasi itu basisnya adalah kendaraan massal, jadi sekali angkut bisa membawa banyak," kata Sutiyoso.

Sudah ada beberapa jaringan transportasi makro yang dirintis pada masa kepemimpinan Sutiyoso seperti Transjakarta Busway, monorail, Mass Rapid Transport (MRT) dan Waterway (angkutan sungai).

Sutiyoso mengusulkan untuk membuka akses ke daerah tetangga melalui pembukaan jalur transportasi massal. Tangerang dan Bekasi bisa menggunakan Busway dan monorail, sedangkan Depok bisa dengan MRT, kata Sutiyoso.

Akan tetapi monorail, MRT dan Waterway sampai sekarang belum selesai dibangun dan masih jauh dari harapan masyarakat. "Kalau masih valid kenapa tidak diteruskan?" kata Sutiyoso.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement