REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Alih fungsi hutan menjadi perkebunan minyak sawit diduga menjadi penyebab terancamnya keberadaan orang utan. Momen valentine days dimanfaatkan Center for Orangutan Protection (COP) untuk mengkampanyekan keselamatan orang utan.
Menurut Koordinator COP Daniek Hendarto, minyak kelapa sawit adalah salah satu bahan utama untuk membuat coklat. Coklat adalah salah satu hadiah yang paling lazim diberikan selain bunga di Hari Valentine
''Hari kasih sayang itu bahagia bagi manusia tetapi sangat berdarah-darah dan kejam bagi orang utan. Karena itu kami mengajak kasih sayang itu tidak terbatas untuk manusia saja, melainkan juga orang utan, karena orang utan termasuk kerabat terdekat manusia,'' tutur dia, Selasa (14/2) di Yogyakarta.
''Menelang peringatan Hari Valentine Day yakni tanggal 7 Februari COP menemukan tiga anak orangutan piatu berusia 1,5-3 tahun yang merupakan korban langsung dari pembabatan hutan untuk kelapa sawit. Sekarang ketiga orangutan tersebut sudah direhabilitasi di Taman Nasional Kutai,'' jelas Daniek pada Republika.
Daniek mengungkapkan orangutan yang kelaparan dan kehausan akan memakan tunas kelapa sawit dan ini dianggap sebagai hama bagi perkebunan kelapa sawit. Karena itu perusahaan kelapa sawit seringkali membunuhnya karena alasan ini . Setidaknya sekitar 1200 orangutan terpaksa dievakuasi dari kebun kelapa sawit untuk dibawa ke Pusat Rehabilitasi yang tersebar di Indonesia.
COP melakukan kampanye orang utan dengan membawa orang yang berkostum orangutan dan membagi-bagikan 300 buah pisang dan stiker yang bertuliskan "Love for All Species" kepada masyarakat di depan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret Yogyakarta.