REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA - Ribuan masyarakat Suku Dayak melakukan aksi unjuk rasa di bundaran besar, Sabtu (11/2). Mereka menyatakan secara tegas menolak keberadaan Front Pembela Islam (FPI) berada di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Aksi unjuk rasa itu tidak hanya berlangsung di bundaran besar, tapi juga di bandara Tjilik Riwut dengan tujuan menolak kehadiran pendiri FPI Habib Rizieq yang akan mengadakan tablig akbar di daerah tersebut.
Wakil Ketua Dewan Adat Dayak (Kalteng) Lucas Tingkes mengatakan, pihaknya telah mengirim surat kepada Kepolisian Daerah (Polda) Kalteng agar melarang pembentukan FPI.
"Kami khawatir keberadaan FPI membuat masyarakat tidak tenang, sebab selama ini organisasi tersebut sudah banyak melakukan kegiatan yang sering membuat keresahan. Sedangkan selama ini kerukunan beragama di Kalteng sangat kondusif," katanya.
Dia meminta kepolisian tidak memberi izin dan membatalkan rencana pelantikan pengurus FPI di Kalteng. Sebab, Kalteng yang selama ini menjaga keharmonisan serta kerukunan antarumat beragama, tidak ingin keadaan tersebut dirusak dengan hadirnya FPI.
Sementara itu, Ketua Gerakan Pemuda Dayak Indonesia Kalimantan Tengah (GPDI-KT) Yansen A Binti mengutarakan tidak memerlukan FPI, sebab sudah ada organisasi antarumat beragama, yakni Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), dan Komunitas Intelijen Daerah (Kominda)
"Semua organisasi tersebut tujuannya untuk memelihara serta menjaga kerukunan hubungan antarumat beragama di Kalteng. Jadi untuk apalagi ada FPI yang selama ini pada pemberitaan selalu melakukan aksi anarkis dalam mengambil keputusan," ucapnya.
Aksi unjuk rasa yang dilaksanakan di bandara Tjilik Riwut mengundang perhatian masyarakat yang datang dan hendak berangkat dengan menggunakan pesawat.
Sebab, aksi ribuan massa tersebut terus meluas, setelah konvoi dan mengepung bandara Tjilik Riwut Sabtu (11/2) pagi , massa juga mengepung rumah Habib Muhri di Jalan Meranti dan membakar tenda tempat rencana pelantikan Pengurus FPI Kalteng.
Sebagian massa juga ada yang mengepung rumah dinas Wali Kota Palangkaraya, meskipun Wali Kota Palangkaraya HM Riban Satia sedang bertugas di luar kota.