REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepolisian Indonesia menyatakan, senjata yang digunakan Briptu Dody Setiawan SH (32) --anggota Polsek KP3 Pelabuhan Tanjungwangi, Polres Banyuwangi-- bunuh diri pada pukul 16.15 WIB Rabu (8/2) tidak berijin.
"Korban sebenarnya tidak dipersenjatai dan tidak mempunyai ijin untuk menggunakan senjata tersebut," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Mochammad Taufik, di Jakarta, Kamis.
Dari keterangan kepala Polsek setempat, senjata jenis revolver tersebut didapat korban yang mengambilnya dari gudang tempat penyimpanan senjata karena kunci gudang tersebut berada di tempat piket.
"Semua kunci berada di tempat piket, apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Jadi itu kunci gudang setiap tugas selalu diletakkan di tempat piket," kata Taufik.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi apabila ada sesuatu yang tidak diinginkan. Namun itu, disalahgunakan oleh si korban dengan mengambil senjata yang ada di gudang.
Taufik menjelaskan, saat kejadian korban sedang melaksanakan tugas piket di markas KP3 Pelabuhan Tanjungwangi bersama dua orang rekannya atas nama Brigadir Arif Kurniawan dan Brigadir Suyandono.
"Saat melakukan penjagaan sambil nonton televisi tiba-tiba hp korban berbunyi kemudian mungkin karena takut pembicaraan didengar korban keluar. Maksudnya beda ruangan tapi satu tempat kalau tidak salah di ruangan Intelkam, di belakang pos penjagaan," kata Taufik.
Tidak lama setelah itu kedua temannya mendengar suara letusan yang berasal, di mana Dody berada. Dengan seketika dua orang itu langsung menghampiri ke tempat korban berada. Kemudian pas dicek menemukan korban sudah meninggal dunia dengan posisi duduk dengan luka tembak di bagian pelipis.
"Tim Labfor dan dari Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jatim sudah melakukan investigasi di Polsek KP3 tersebut untuk menyelidiki latar belakang dari perbuatan anggota tersebut," kata Taufik.
Tim Propam masih melakukan investigasi mengenai latar belakan belakang, karena belum bisa mengetahui apa motif dari korban dan faktor Briptu Dody bunuh diri, katanya.
"Mengenai telpon dari siapa kita juga belum bisa jelaskan,faktor apa sampai siapa yang menelepon kita belum dapat informasi karena masih dalam penyelidikan," kata Taufik.