Ahad 05 Feb 2012 12:12 WIB

Walah... Prajurit TNI Dikerahkan untuk Bertani

ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Menjaga pertahanan negara merupakan kewajiban Tentara Nasional Indonesia (TNI). Namun, kali ini para prajurit TNI memiliki 'kewajiban' baru yakni bertani alias bercocok tanam.

Hal itulah yang terlihat pada prajurit Kodam II/Sriwijaya di wilayah Sumatera Bagian Selatan. Para prajutir itu siap dikerahkan untuk bertani, guna mendukung program Kementerian Pertanian mencapai target surplus beras pada 2014.

"Semua prajurit TNI yang ada di daerah ini siap ikut bertani memanfaatkan lahan yang ada di sekitar kesatuan wilayah, guna menyukseskan program pemerintah tersebut," kata Panglima Kodam II/Sriwijaya, Mayor Jenderal TNI S Widjonarko, di Palembang, Ahad (5/2).

Sebelumnya, sebagai wujud keseriusan Kodam II/Sriwijaya mendukung program Kementerian Pertanian itu, Pangdam S Widjonarko telah menandatangani nota kesepakatan (MoU) dengan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin disaksikan Menteri Pertanian RI Suswono, di Palembang, Jumat (3/2).

Lebih lanjut Pangdam mengatakan, lahan-lahan kosong milik kesatuan wilayah Kodam II/Sriwijaya yang tersebar di seluruh Provinsi Sumsel dan daerah lain, akan dimanfaatkan untuk lahan pertanian.

Lahan kosong tersebut akan diinventarisir dan diteliti kondisinya cocok untuk ditanami apa, jika cocok untuk lahan persawahan akan digarap dan ditanami padi, kalau cocok untuk singkong ditanami tanaman tersebut.

"Dengan pengerahan prajurit TNI dan pemanfaatan lahan kosong yang selama ini belum optimal, diharapkan dapat mempercepat gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP), dan Gerakan Surplus Beras Nasional 10 juta ton pada 2014," beber jenderal TNI berbintang dua itu.

Selain melibatkan personel TNI, untuk mempercepat pelaksanaan program pertanian tersebut, Kementerian Pertanian juga melibatkan perusahaan perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI) yang ada di Sumsel, dengan mencanangkan program integrasi perkebunan dengan peternakan dan pengembangan lahan sawah.

Perusahaan perkebunan sawit sangat cocok untuk peternakan sapi potong, karena banyak limbahnya bisa dijadikan pakan ternak, sedangkan lahan HTI bisa dimanfaatkan untuk tanaman pangan, kata Menteri Pertanian Suswono.

Melalui program kerja sama tersebut, diharapkan ke depan tiak ada lagi lahan kosong yang dibiarkan 'menganggur' tanpa memberikan manfaat buat pemiliknya maupun masyarakat sekitarnya, dan swasembada beras serta daging bisa tercapai sesuai target yang telah ditetapkan.

Pemilik perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Campang Tiga, H Mularis Djahri mengatakan, siap menjalakan program pemerintah integrasi sawit-ternak sapi, dan akan berupaya semaksimal mungkin mengemban kepercayaan yang diberikan kepada perusahaannya.

Pada tahap awal akan dikembangkan ternak sapi sebanyak 200 ekor di areal perkebunan kelapa sawit PT Campang Tiga di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, dan jika berhasil akan dikembangkan di areal lain di Kabupaten Banyuasin.

Sebagai bukti keseriusan menjalankan integrasi sawit-ternak tersebut, telah ditandatangani pula MOU antara Gubernur Sumsel H Alex Noerdin dengan PT Campang Tiga itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement