REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengaku sedang mengembangkan berbagai varian pesawat udara nir awak (PUNA). Kepala Program PUNA BPPT, Joko Purwono, mengatakan BPPT terkendala komitmen dukungan pemerintah dalam mengembangkan pesawat intai tanpa awak alias unmanned aerial vehicle (UAV).
Kurangnya dukungan komitmen pemerintah ini dibuktikan dengan rencana Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membeli satu skuadron pesawat UAV buatan Israel Aerospace Industries (IAI). Padahal, BPPT juga mengembangkan varian pesawat intai tanpa awak tersebut.
Selain tiga PUNA yakni jenis Wulung, Gagak, dan Pelatuk, BPPT juga mengembangkan jenis pesawat intai mini bernama Alap-alap dan Sriti. Menurut Joko, pesawat intai Sriti sangat ringan dan efektif digunakan untuk misi operasi terbatas.
Pesawat BPPT04-A Sriti memiliki berat kosong hanya 6 kg. Saat di udara, Sriti bergerak autonomus sesuai titik-titik yang telah ditentukan di komputer. Sriti cocok digunakan untuk pengamatan daerah bencana. "Pesawat PUNA ini akan diproduksi PT Dirgantara Indonesia," kata Joko.
Berikut spesifikasinya:
BPPT05-A Alap-alap (Double Boom)
Bentang sayap: 3,51 meter
Konfigurasi: inverted v-tail high wing
Berat kosong: 8,5 kg
Berat payload: 2,5 kg
Berat maksimum take off: 18 kg
Kecepatan jelajah: 55 kts
Lama jangkauan terbang: 5 jam
Jangkauan terbang: 140 km
Tinggi terbang maksimum: 7.000 feet
Pesawat ini memiliki target beroperasi memantau aktivitas pencurian kayu hutan maupun di lautan terkait pencurian ikan di perbatasan. Karena, pesawat ini diberi kamera pengintai yang cukup tajam merekam kegiatan di area yang diamati.
BPPT04-A Sriti
Bentang saya: 2,988 meter
Konfigurasi: flying wing
Berat kosong: 6 kg
Berat payload: 2 kg
Berat maksimum take off: 8,5 kg
Kecepatan jelajah: 30 kts
Lama terbang: 1 jam
Jangkauan terbang: 5 nautical mile
Tinggi terbang: 3.000 feet
Sriti berbahan bakar metanol seperti yang dipakai di pesawat aeromodelling. Jarak pengendalian maksimum Sriti dari ruang kontrol adalah 45 kilometer. Pengendalian pesawat menggunakan ground control station (GCS). GCS terdiri dari remote control yang digunakan saat lepas landas dan mendarat.