REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) menyesalkan sikap pemerintah yang lebih memilih membeli alutsista produk luar negeri ketimbang dalam negeri, khususnya terkait pesawat tanpa awak alias unmanned aero vehicle (UAV) dari Israel. Padahal BPPT dinilai juga mampu membuat dan mengembangkan teknologi pesawat tersebut.
Direktur Pusat Teknologi Industri Pertahanan Keamanan BPPT, Samudro menjelaskan, pihaknya tidak tahu spesifikasi yang ingin dibeli dari Israel.
Meski begitu, kalau tujuannya hanya untuk latihan operasi penjagaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pihaknya bisa menyiapkan pesawat intai sejenis.
"Kami belum tahu misi yang diemban TNI AD. Tapi, kalau hanya untuk latihan, mengapa tidak menggunakan produk nasional saja," kata Samudro kepada Republika, Jumat (3/2).
Menurut Samudro, banyak manfaat jika Kemenhan membeli pesawat intai buatan BPPT. Ini lantaran sumber daya manusia (SDM) di BPPT mampu memproduksi semua spesifikasi pesawat tanpa awak untuk penjagaan wilayah perbatasan Indonesia. Pasalnya, dengan membeli produk dalam negeri maka pengembangan industri pertahanan nasional dapat terwujud dan mampu bersaing dengan perusahaan internasional.
"Produk nasional lebih murah daripada beli di Israel," ujarnya.