Kamis 02 Feb 2012 11:43 WIB

JK Sindir Kajian Pembatasan BBM yang tak Kunjung Tuntas

Rep: Ditto Pappilanda/ Red: Taufik Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kajian pembatasan BBM bersubsidi maupun kenaikkan harga BBM oleh pemerintah mendapatkan kritikan dari mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Kajian ini disindir JK, sapaan akrabya, seperti pengajian yang dilakukan terus-menerus selama dua tahun terakhir.

"Pengajian Jumat saja, sisanya bekerja. Satu malam saja konsepnya, enggak usah dua tahun. Panjang benar ini majelis taklimnya ini," seloroh JK usah menjadi keynote speaker di Seminar Economic and Market Outlook 2012 oleh Indonesia Finance Today di Jakarta, Kamis (2/2).

Sampai saat ini, pemerintah bersama DPR RI dan pengusaja terus mencari titik temu untuk memungkinkan terjadinya perberlakukan kebijakan pembatasan subsidi BBM. Tarif dasar listrik, juga direncanakan untuk dinaikkan pada 1 April mendatang. Tetapi JK tidak setuju dengan opsi pembatasan maupun kenaikkan TDL ini.

Dimasanya, JK mengingat dengan bangga, pemerintah tiga kali menaikkan harga BBM, dan diklaimnya, saat itu tidak banyak masyarakat yang menentang. Karena itu, dibanding melakukan pembatasan, JK menyarankan pemerintah untuk menaikkan BBM ke harga semula, Rp 6.000 per liter.

"Bagaiman caranya pembatasan? Silahkan saja menterinya berdiri dipompa bensin, enggak ada yang bisa, memang kau bisa batasi orang? Bisa berkelahi di pompa bensin itu orang," tegas JK.

Kenaikkan TDL pun harus disiasati pemerintah dengan mempercepat proyek 10.000 megawatt. "Percepat semua alternatif listrik, kalau begitu turun harga pokoknya dong," ujar JK yakin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement