REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA--Peneliti dari Balai Arkeologi Jayapura, Hari Suroto mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum berhasil menemukan fosil manusia penghuni pertama Papua.
"Fosil manusia penghuni pertama Papua sampai saat ini belum ditemukan, sehingga ini menjadi tantangan Balai Arkeologi Jayapura," kata Hari Suroto kepada ANTARA, di Jayapura, Senin.
Dia mengakui, frekuensi penelitian arkeologi di wilayah Papua masih tertinggal jika dibandingkan dengan penelitian di wilayah Indonesia lainnya.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, terutama sulitnya medan yang harus dilalui dan sarana transportasi yang kurang memadai. Dengan topografi yang kasar dan sangat luas wilayah Papua sangat sulit untuk dijangkau.
"Ini menjadi salah satu kendala kami dalam melakukan penelitian," ujarnya.
Menurut dia, pada masa Pleistosin 50.000 tahun yang lalu terdapat dua jalur migrasi dari zona Wallacea ke Papua dan Australia dengan titik pendaratan di Kepala Burung dan Nusa Tenggara Timur.
Imigran yang mendarat di Kepala Burung menjadi nenek moyang orang Papua sedangkan imigran yang mendarat di Nusa Tenggara Timur kemudian melanjutkan perjalanan ke Australia menjadi nenek moyang orang Australia.
Dengan melihat itu, lanjutnya, fosil manusia penghuni pertama Australia telah ditemukan oleh peneliti Australia di Danau Mungo, New South Wales sebelah barat dan di Kow Swamp Victoria.
"Fosil manusia penghuni pertama Nusa Tenggara Timur telah ditemukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional di Liang Bua, Flores. Fosil manusia dari Flores ini diberi nama Homo Floresiensis," jelasnya.
Dia mengatakan, bukti keberadaan nenek moyang orang Papua baru sebatas ditemukannya artefak alat serpih berbahan batu chert yang sebagian besar tidak diretus di Gua Kria dan Gua Toe Kepala Burung.
selain itu juga ditemukan artefak kapak batu waisted di Teluk Huon Papua New Guinea, sedangkan bukti fosil manusia penghuni pertama Papua dan Papua New Guinea hingga saat ini belum pernah ditemukan.
"Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang peneliti untuk menemukannya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian arkeologis yang komprehensif diantara berbagai disiplin ilmu serta penelitian yang integratif antara Balai Arkeologi Jayapura dengan peneliti arkeologi dari Papua New Guinea guna menemukan fosil manusia penghuni pertama Papua," kata Hari Suroto.