REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) mengaku memerintahkan kadernya di DPR agar tidak ikut memperkeruh suasana politik, dengan terlibat dalam pola komunikasi sindir menyindir.
Ical meminta agar kader Golkar di DPR menghindari perilaku kurang produktif tersebut. Alasannya, kata dia, masyarakat tidak mendapatkan keuntungan dari kegaduhan semacam itu.
''Dengan istilah ikan salmon, ikan teri, ikan tongkol dan ikan paus itu bukan hanya membuat kontekstual politik tergerus. Tapi juga menjadi kegaduhan politik tidak produktif,'' katanya di Jakarta, Ahad (15/1).
Ia meminta agar kader Golkar lebih mendorong untuk memandirikan bangsa. Apalagi banyak kasus konflik sosial yang terjadi akhir-akhir ini. Seperti sengketa agraria yang diwarna pelanggaran HAM dan keengganan menghormati penegak hukum. ''Bersama Golkar hentikan kegaduhan itu. Darah dan airmata sudah cukup mengalir,'' papar dia.
Persaingan politik, katanya, harus beretika. Perdebatannya pun harus berkonseptual dengan gagasan yang visioner untuk mengatasi masalah bangsa.