Rabu 11 Jan 2012 22:49 WIB

Demokrat: Hanya Gertakan Saja, Golkar Mau Keluar Koalisi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anggota Fraksi Partai Demokrat yang juga Ketua Departemen Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin, mengatakan, pernyataan anggota Fraksi Partai Golkar DPR Bambang Soesatyo bahwa akar rumput Partai Golkar menghendaki agar partai berlambang pohon beringin itu keluar dari sekretariat gabungan koalisi hanyalah gertakan.

"Itu gertakan saja, mungkin panik karena kami tidak lagi bisa membiarkan aksinya selama ini," ujar Didi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu.

Menurut dia, hubungan antara pimpinan Partai Demokrat dan Partai Golkar selama ini baik-baik saja. Hubungan pimpinan fraksi pun baik-baik saja. "Sebenarnya bukan kami yang panik, tapi justru dia yang panik," katanya.

Didi mengatakan, Partai Golkar sampai detik ini secara resmi belum menyampaikan keinginannya itu ke Partai Demokrat. "Buat Partai Demokrat jika pun Partai Golkar memutuskan keluar dari setgab koalisi tidak menjadi masalah," katanya.

Menurut dia, jika Partai Golkar memutuskan keluar maka itu menjadi keputusan Partai Golkar sendiri. "Kalau mau keluar, keluar saja, kami tidak masalah. Mungkin lebih baik buat koalisi kalau Golkar keluar," katanya.

Didi mengatakan, lebih baik koalisi ramping tapi sehat.?Sikap Partai Golkar yang bermain dua kaki tidak bisa diterima lagi oleh kader-kader PD.

"Kalau memang Partai Golkar menginginkan tetap di koalisi maka tentunya perilakunya juga dituntut sebagai partner koalisi dan tidak terus menjelekkan pemerintahan koalisi," katanya.

Jika Partai Golkar memutuskan untuk menjadi oposisi, buat Partai Demokrat hal itu juga tidak jadi masalah.?"Berpolitik yang baik dan berikan edukasi politik yang baik pada rakyat, jangan terus bermain dua kaki," katanya.

Dia menyatakan, mau koalisi silakan tapi perilaku dan etika dijaga sebagai partner koalisi. Kalau mau jadi oposisi silakan, jadilah oposisi yang baik.

"Saat ini Golkar selalu mengaku anggota koalisi, tapi perilakunya melebihi oposisi," tegasnya.

Di tubuh Partai Golkar, lanjut Didi, masih banyak kader-kader baik yang memiliki etika politik yang santun. "Saya juga tidak mau mengeneralisir semuanya. Banyak kader PG yang baik seperti Nusron Wahid, Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Tohari dan Basuki Tjahaja Purnama. Malah Basuki saya tahu sekali sikap dia yang baik dan tegas, tidak mau neko-neko," tegasnya.?

Dia pun mengingatkan kepada Partai Golkar untuk membina kader-kadernya yang berpotensi merusak hubungan koalisi. Partai Golkar pascagonjang ganjing reformasi telah berhasil membenahi diri dan oleh karena itu jangan lagi dirusak oleh perilaku kader yang seperti itu.

"Golkar jangan ditenggelamkan, hanya orang-orang yang merusak saja mungkin perlu dibina. Paradigma Golkar kan sudah baru, maka berdayakanlah orang-orang yang baik yang ada di tubuh Golkar," tegasnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement