REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih menegaskan, stok obat untuk menangkal penularan virus flu burung, tamiflu masih cukup untuk beberapa bulan ke depan. Meski diakui, sampai saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih belum menemukan sumber penularan virus yang menewaskan seorang pemuda dari Sunter, Jakarta Utara itu.
"Saya belum mendapat sumber penularannya dari kasus PDY di Sunter. Tapi yang lebih penting, kita siap menanggulangi karena stok tamiflu masih sangat cukup untuk beberapa bulan," katanya, Selasa (10/1).
Dia memprioritaskan penanganan intensif dengan menggandeng Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memantau kejadian luar biasa pada unggas. Sementara, pihaknya menganjurkan vaksinasi dan gaya hidup bersih kepada masyarakat. Kedua kementerian ini pun bakal memetakan kasus unggas dan manusia di tingkat regional, karena kasus suspek flu burung selalu terjadi secara merata.
"Masalah belum selesai. Kita terus mewaspadai karena kasusnya endemis selama masih ada KLB unggas pembawa virusnya," papar Endang.
Dia juga melaporkan perkembangan keponakan PDY, ASR (5 tahun) yang dirawat di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur hasil laboratoriumnya negatif flu burung. Sedangkan kesepuluh kerabat serta teman PDY yang dipantau juga belum menunjukkan gejala mencurigakan.
Kasus suspect flu burung yang menimpa PDY ini pertama kali di tahun 2012. Pemuda 23 tahun yang bekerja sebagai tukang las di Sunter Garden itu memelihara beberapa merpati di rumahnya. Setelah satu burungnya mati, dia menderita demam. Lantaran penanganannya terlambat, PDY meninggal pada Ahad (8/1).