REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia menandatangani kontrak pengadaan tiga unit kapal selam dengan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan (Korsel), Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME).
Kontrak tersebut ditandatangani Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemenhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan President dan CEO DSME Sang-Tae Nam, di kantor Kemenhan, Selasa (20/12) malam.
Hadir menyaksikan penandatanganan kontrak tersebut adalah?Duta Besar Korsel untuk Indonesia Young Sun Kim, Atase Pertahanan Korsel di Jakarta Kolonel Moo Dae Cheol, serta sejumlah pejabat di lingkungan Kemenhan, Mabes TNI, dan Mabes TNI Angkatan Laut (AL).
Dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (22/12), Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhan Brigjen Hartind Asrin mengatakan, pengadaan tiga unit kapal selam baru itu untuk melengkapi armada tempur TNI AL. "Ke depannya diharapkan daya tempur dan daya tangkal TNI AL semakin kuat," katanya.
Kapal selam nantinya akan diproduksi di galangan kapal milik PT PAL. Proyek kerjasama itu bisa meningkatkan kerjasama kedua negara, tidak hanya untuk industri pertahanan, tapi juga pembuatan kapal dan industri lepas pantai melalui upaya bersama dari perusahaan galangan kapal Indonesia dan DSME.
Sebelum kontrak pengadaan kapal selam itu, dijelaskan bahwa DSME telah menandatangani dua kontrak terpisah untuk meningkatkan kinerja dan perbaikan kapal selam milik Indonesia, yaitu KRI Cakra dan KRI Nanggala. Untuk kapal selam yang pertamayaitu KRI Cakra telah diserahkan kembali ke Indonesia pada April 2006.
Sedangkan kapal selam kedua, KRI Nanggala sudah selesai perbaikannya dan sekarang sedang dalam percobaan. "Dijadwalkan pada Januari 2012 akan serahkan kembali kepada Indonesia," ujarnya.