Senin 12 Dec 2011 19:02 WIB

Prabowo Kirim 10 Petani ke Vietnam untuk Belajar

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Foto: Antara/Basri Marzuki
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebanyak 10 petani dari enam provinsi di Indonesia dikirim oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ke Vietnam untuk mengikuti pelatihan peningkatan produksi pangan.

Pemberangkatan 10 petani dari Sumatera Barat (1 orang), Jawa Barat (2 orang), Jawa Tengah (2 orang), Jawa Timur (2 orang), Bali (1 orang) dan Sulawesi Selatan (2 orang) tersebut ke Vietnam dilakukan secara resmi oleh Ketua Umum HKTI Prabowo Subianto di Jakarta, Senin (12/12).

"HKTI secara konkret melakukan peningkatan kemampuan dan kapasitas petani Indonesia sebagai ujung tombak produksi pangan nasional," katanya.

Menurut Prabowo, pelatihan yang akan diikuti petani Indonesia selama 12-22 Desember 2011 di Provinsi Can Tho tersebut terutama dalam proses pasca panen, pengembangan perikanan darat dan peternakan sapi.

Di sana, lanjutnya, petani akan mempelajari proses pengolahan pasca panen padi modern yagn diterapkan di Vietnam dan secara signifikan menjamin kualitas dan kuantitas produksi padi di negara itu.

Untuk perikanan darat, pelatihan difokuskan pada pembudidayaan ikan patin karena Vietnam merupakan eksportir terbesar komoditas tersebut, sedang peternakan sapi difokuskan apda model peternakan sapi di negara tersebut.

Selain mengikuti pelatihan, para petani dan penyuluh tersebut juga akan mengunjungi Mekong Delta Rice Institute, Can Tho Agriculture University, Bui Van Ngo Agriculture Machinary Factory dan Mekong Delta Rural Development.

"Diharapkan para petani peserta pelatihan ini mendapatkan pengetahuan, informasi dan pengalaman yang dapat diterapkan di daerahnya masing-masing," katanya.

Prabowo menyatakan, selain ke Vietnam, HKTI juga akan memprogramkan pengiriman petani ke Korea Selatan dan Jepang, kemudian program pertukaran petani dengan Namibia.

Organisasi petani tersebut juga melakukan pelatihan petani di dalam negeri yakni di Pusat Pendidikan dan Latihan HKTI di Cariu Bogor serta pelatihan usaha tani dengan metode System of Rice Intensification (SRI).

Menurut dia, petani Indonesia harus dapat menikmati harga beras yang di pasaran terus naik dengan menguasai proses pasca panen, tidak lagi hanya memproduksi padi.

Petani, lanjutnya, juga harus dapat menambah pendapatannya melalui pengembangan usaha tani yang terintegrasi dengan mengembangkan peternakan ikan patin dan sapi selain pertanian padi.

Sementara itu menyinggung pendanaan yang digunakan untuk membiayai pengiriman pelatihan bagi petani baik di dalam maupun luar negeri tersebut, dia menyatakan, ha itu merupakan usaha swadaya dan swadana yang dilakukan secara bersama antara DPP HKTI dengan DPD dan DPC HKTI seluruh Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement