REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur mewaspadai aksi teror bom Natal terkait informasi bahwa tujuh kota menjadi target aksi terorisme, di antaranya Bali, Jakarta, Surabaya, dan Medan.
"Informasi itu ada, tapi itu belum tentu benar, karena itu masyarakat tidak perlu panik," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Rachmad Mulyana di sela-sela simulasi yang digelar Satuan Brimob di Mapolda Jatim, Kamis.
Untuk meningkatkan kewaspadaan, polisi akan menggelar beberapa operasi, seperti Operasi Lilin Semeru 2011 dan latihan atau simulasi penanggulangan terorisme. "Berdasarkan laporan pihak Intelijen Polda Jatim dan jajaran hingga saat ini situasi Kamtibmas di Jatim masih kondusif. Kalau kita panik, justru kepanikan itulah tujuan pelaku teroris, karena itu kita tidak perlu panik, tapi waspada," katanya.
Terkait peningkatan status siaga dalam menyikapi informasi itu, ia mengatakan hal itu tidak perlu, karena hal terpenting adalah pihaknya tetap bekerja secara proporsional dan profesional.
Dalam simulasi itu, tiga bom mengemparkan kompleks Mapolda Jatim, namun aksi yang mengagetkan itu ternyata hanya bagian dari simulasi yang digelar Satuan Brimob Polda Jatim. "Waduh, kaget aku, saya pikir ada bom beneran kok ada suara ledakan dan banyak pasukan Brimob," ujar seorang PNS Polda Jatim.
Namun, teror bom itu dapat diatasi tim gegana dan tim antiteror dari Sat Brimob Polda Jatim. "Aku yo kaget, saya pikir ada bom sungguhan," ujar seorang wartawan media online yang biasa mangkal di Mapolda Jatim.
Menurut Kabid Humas, latihan yang bersifat rutin itu merupakan upaya peningkatan kemampuan profesionalisme Satuan Brimob Polda Jatim dalam menangulangi aksi terorisme.
"Itu simulasi yang menceritakan bahwa ada serangan terorisme berupa aksi teror bom yang dilakukan sekelompok teroris dengan menempatkan tiga bom di tiga titik yakni kompleks gedung Ditreskrimum, gedung Bidkum, dan gedung Waspada (intelijen)," katanya.