REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Terpilihnya Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru, Abraham Samad, diharapkan tahan banting dalam menyelesaikan kasus korupsi kakap di Indonesia.
Menurut Peneliti Bidang Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW), Tama S Langkun, sebagai penggiat anti korupsi daerah yang jauh lebih muda, Abraham Samad harus siap uji ketika menangani kasus korupsi kakap serta berani ambil resiko.
Tama memberi catatan agar Abraham siap uji dalam menangani kasus korupsi besar di pusat yang selama ini sangat susah terungkap. Karena, jelas Tama, ujian penanganan kasus besar di pusat jauh lebih berat daripada kasus korupsi di daerah.
Abraham Samad sebelumnya merupakan ketua penggiat anti korupsi di Sulawesi. Ia pun meraih gelar doktoral dari Universitas Hassanuddin, Makassar. “Dia yang paling muda dan penggiat anti korupsi. Seharusnya ia bisa lebih berani dan progresif menangani permasalahan korupsi besar,” kata Tama, Sabtu (3/12).
Selain itu, menurut Tama, ini bisa dijadikan batu uji bagi KPK ketika sebagian besar pimpinannya dinakhodai penggiat anti korupsi seperti Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, yang keduanya berasal dari luar lingkungan kepolisian atau kejaksaan.
Kasus besar sudah menumpuk di KPK dan harus segera diselesaikan. Termasuk kasus suap BLBI, Century, Wisma Atlet hingga Gayus. Dan tentunya berbagai kasus korupsi di daerah yang masih banyak belum tertangani.
Tama menginginkan Abraham Samad segera merealisasikan penyidik independen yang sempat ia usulkan. Disamping itu ia menginginkan agar pimpinan yang baru dapat mengoreksi kinerja internal penyidik KPK selama ini.