Jumat 02 Dec 2011 18:17 WIB

Yunus tak Terpilih, Demokrat Kecewa

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Djibril Muhammad
Saan Mustofa
Foto: Republika
Saan Mustofa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hasil pemilihan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah ditentukan. Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Pandu Adnan Praja, dan Zulkarnain berhasil menyisihkan empat calon lainnya dan menjadi lingkaran tertinggi di lembaga superbody tersebut.

Melihat hasil ini, Partai Demokrat mengaku kecewa karena Yunus Husein tidak masuk sebagai pimpinan KPK. Padahal, partai penguasa ini merupakan yang paling gencar untuk memasukan Yunus ke dalam lingkaran pimpinan KPK.

Kekecewaan ini diperlihatkan dan diakui oleh Sekretaris Fraksi Partai Demokrat, Saan Mustopa. Ia menyayangkan Yunus tidak masuk pada empat besar Capim KPK terpilih. Padahal Yunus dinilai memiliki kemampuan spesial di antara capim KPK lainnya.

"Dia memiliki keahlian untuk melakukan trace transaksi keuangan. Menurut kami itu poin penting yang harus dimiliki KPK," katanya, di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (2/12).

Menurutnya, dari empat nama capim KPK yang dipilih, fraksi Partai Demokrat memang mencoba memastikan satu suara untuk Yunus. Demokrat di Komisi III DPR ada 14 orang. "Soal Yunus tidak terpilih, teman-teman fraksi punya pandangan lain dan Demokrat harus bisa menghargai," lanjutnya.

Ia melihat, resistensi terhadap Yunus yang merupakan mantan Ketua Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tersebut sudah tinggi sejak awal. Soal independensi juga dipertanyakan mengingat dia masih tercatat sebagai anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum.

"Tapi saya pikir tidak jadi jaminan juga saat Yunus mundur dari Satgas PMH, dia akan terpilih," ujar Saan.

Kekecewaan Partai Demokrat juga diperlihatkan Ketua Komisi III, Benny K Harman. "Ya kecewa, tapi bagaimana lagi. Politik memang begitu. Suara rakyat kan suara Tuhan," ujar Ketua Departemen Bidang Hukum Partai Demokrat tersebut.

Ia juga mengaku terkejut dengan terpilihnya Abraham Samad sebagai ketua KPK yang sekaligus menurunkan ketua lama menjadi wakil ketua. Meskipun ia mengatakan usia Abraham yang merupakan paling mudah sebagai nilai tambah untuk menjadi Ketua KPK.

Benny pun meminta agar masyarakat tetap melakukan pengawasan secara ketat terhadap ketua dan para pimpinan baru KPK. "Kita mendukung sepenuhnya semoga KPK di bawah Abraham akan lebih baik dan konsiten untuk penegakan korupsi," cetus dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement