Jumat 25 Nov 2011 13:41 WIB

Deg-degan Menunggu Ratu Melahirkan di Lampung

Badak Sumatera
Badak Sumatera

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Deg-degan. Inilah yang dirasakan saat menunggu badak betina di Lampung yang diberi nama Ratu, dalam enam bulan ke depan akan melahirkan anaknya. Pasalnya, sebelumnya Ratu sempat gagal bunting karena iklim global yang tidak mendukungnya untuk berkembangbiak.

Ketua Yayasan Badak Indonesia Widodo Pramono, di Bandarlampung, Jumat, mengatakan, populasi badak di Lampung dalam kurun waktu sepuluh tahun cenderung menurun. enurunan satwa dilindungi itu disebabkan kerusakan hutan dan perburuan liar yang dilakukan oleh manusia.

"Data terakhir, populasi badak di Lampung sebanyak 110 ekor, 30 ekor berada di Waykambas dan sisanya berada di Bukit Barisan Selatan," kata Widodo Pramono.

Populasi hewan itu, lanjut dia, akan bertambah jika induk badak bernama Ratu selama dalam proses dalam kandungannya tidak terancam, baik melalui iklim atau pun perburuan oknum manusia. "Kami terus melakukan pemantauan perkembangan induk badak Ratu, karena sebelumnya, induk hewan itu mengalami gagal bunting sebanyak dua kali," ujarnya.

Widodo menambahkan, koordinasi revisi Undang-Undang nomor 5 tahun 2008 tentang konservasi sumber daya alam yang meliputi sumber daya hayati dan ekosistemnya, diharapkan mampu memberi efek jera terhadap oknum yang melakukan pengrusakan hutan dan ekosistemnya.

"Salah satunya adalah badak, tanpa disadari, bahwa sebenarnya, keberadaan hewan itu memiliki peran penyeimbang terhadap kehidupan kita," ujarnya.

Namun, pihaknya menyayangkan, selama ini, penegakan hukum terhadap oknum pengrusakan alam itu masih belum setimpal dengan akibat dari kerusakan yang dilakukan oleh manusia.

"Sampai saat ini, perburuan liar terhadap satwa yang dilindungi khususnya badak masih terus berlangsung, badak menjadi buruan manusia karena dinilai seluruh organnya memiliki khasiat untuk menyembuhkan segala penyakit manusia," kata dia.

Padahal, berdasarkan penelitian, organ badak itu sama sekali tidak mengandung unsur obat yang dapat menyembuhkan penyakit manusia.

"Revisi UU nomor 5 tahun 2008, sedang dalam proses pembahasan bersama pihak terkait, intinya dalam koordinasi tersebut mencari titik temu alam dan ekosistemnya tetap terjaga dan manusia sendiri tidak lagi mencari nafkah melalui perburuan liar yang berakibat pada kerusakan dan kepunahan flora dan fauna kita," kata Widodo.

Sebelumnya diberitakan populasi badak di Lampung terancam punah. hingga saat ini, jumlah hewan tersebut sekitar 110 ekor.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement