Ahad 27 Oct 2019 23:53 WIB

Lampung Dukung Peringatan Hari Badak Sedunia

Peringatan Hari Badak Sedunia ditandai peresmian Suaka Rhino Sumatra II.

Seekor badak jantan bernama Harapan melintas di depan kandangnya di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur, Senin (20/3).
Foto: Republika / Darmawan
Seekor badak jantan bernama Harapan melintas di depan kandangnya di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur, Senin (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Pemerintah Provinsi Lampung mendukung peringatan Hari Badak Sedunia dan peresmian Suaka Rhino Sumatera II, di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, pada 30 Oktober 2019.

"Saya sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan tersebut sebagai upaya dalam menjaga dan meningkatkan jumlah populasi badak dunia, khususnya badak sumatera. Untuk itu, saya akan hadir dalam acara tersebut," ujar Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, di Bandarlampung, Ahad (27/10).

Ia menjelaskan Provinsi Lampung memiliki aset daerah yang jarang dimiliki daerah lain, diantaranya Lampung memiliki Taman Nasional Bukit Barisan, Taman Nasional Way Kambas, dan Gunung Anak Krakatau.

"Semua ini adalah aset berharga milik Lampung. Kami bersama pemangku kepentingan lainnya akan saling bersinergi untuk meningkatkannya," jelasnya.

Dirjen Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno, mengatakan mengundang Gubernur Lampung Arinal Djunaidi untuk turut hadir pada acara peringatan Hari Badak Sedunia dan peresmian Suaka Rhino Sumatera II.

"Gubernur sangat mengapresiasi dan mendukung adanya kegiatan ini. Beliau juga mendukung program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Upaya mengintegrasikan, memadukan program konservasi penyelamatan hutan, pengembangan wisata, dan daerah," ujarnya.

Sebagai informasi, di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) memiliki Suaka Rhino Sumatera (SRS). Lokasi ini diperuntukkan untuk peningkatan jumlah populasi badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis).

Badak ini memiliki keunikan, karena badannya yang relatif kecil dibandingkan badak lainnya, dan memiliki rambut di sekujur tubuhnya.

Di SRS itu terdapat tujuh ekor badak sumatera. Di SRS tersebut, badak sumatera berhasil dikembangbiakkan. Anak badak pertama yang lahir di suaka ini bernama Andatu pada 23 Juni 2012, pasangan dari badak Andalas dan Ratu. Sedangkan anak kedua pasangan ini, Delilah lahir pada 12 Mei 2016.

Kelahiran ini menambah optimisme dalam upaya pelestarian badak sumatera. Kelahiran Andatu juga menjadi bukti bahwa SRS mampu untuk mengupayakan pelestarian badak sumatera. Di luar kawasan SRS, di alam liar TNWK diperkirakan masih terdapat populasi badak liar yang jumlahnya diperkirakan antara 21-37 ekor.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement