REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Reydonnyzar Moenek mengatakan, setidaknya 15 lembaga swadata masyarakar (LSM) asing yang beroperasi di Indonesia bermasalah.
Selain bermasalah dalam hal keuangan, juga karena operasionalnya di Indonesia tidak jelas. "Mereka itu tidak mau diaudit, padahal berkegiatan di sini. Ini tidak bisa dibiarkan," kata Reydonnyzar di kantornya, Senin (14/11).
Dikatakannya, para ormas asing itu merasa memiliki kekuatan sehingga tidak mau tunduk kepada aturan pemerintah. Padahal, ketidakjelasan kegiatan ormas asing itu berimplikasi kepada keamanan dalam negeri.
Selain karena adanya dugaan aktivitas intelijen untuk mencuri data, mereka juga dituding lebih menghormati negara donor daripada Indonesia. "Mereka merasa menjadi benar-benar pemerintah dibanding pemerintah sebenarnya. Ini harus ditertibkan," kata Reydonnyzar.
Didesak nama-nama ormas asing itu, selain Greenpeace? Reydonnyzar hanya berujar, "Lebih dari itu. Datanya nanti saja.