Jumat 11 Nov 2011 14:20 WIB

Tiga Peneliti LIPI Dikukuhkan Sebagai Profesor Riset

Rep: Fernan Rahadi/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tiga ilmuwan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dikukuhkan sebagai Profesor Riset di Widya Graha LIPI, Jumat (11/11). Mereka adalah Dr. Ir. Edi Prasetyo Utomo (bidang Geofisika Terapan), Dr. Ir. Robert M. Delinom (bidang Hidrologi), dan Dr. Ir. Dwi Eny Djoko Setyono (bidangOseanografi).

Edi yang merupakan peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI mengulas tentang geofisika tahanan jenis. Ia menjelaskan penerapan geofisika tersebut untuk berbagai tujuan antara lain eksplorasi masalah geologi teknik, tanah longsor, air tanah, lingkungan, dan sumber daya mineral.

Aplikasi metoda tahanan jenis sangat luas terutama terkait dengan masalah keteknikan dan masalah lingkungan. "Perpaduan antara metoda tahanan jenis dengan metoda geofisika lainnya dapat digunakan untuk eksplorasi sumber daya mineral maupun sumber daya energi seperti cebakan migas, batubara, dan energi fosil lainnya," papar Edi dalam orasinya "Geofisika Tahanan Jenis: Pendalaman, Pengembangan dan Penerapan pada Bidang Geologi Teknik dan Eksplorasi Sumberdaya Kebumian'.

Adapun Robert yang merupakan peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI memaparkan tentang persoalan air tanah di perkotaan yang sudah mengkhawatirkan jika dibandingkan dengan kondisi air tanah di daerah pedesaan. "Kegiatan manusia di daerah perkotaan seperti di Cekungan Bandung dan Jakarta sudah sangat mengganggu kondisi air tanah dan memerlukan perhatian lebih seksama," katanya.

Menurut Robert, pengambilan air tanah di masa-masa mendatang terutama di kota besar tentu semakin meningkat. Pengambilan air tanah yang melebihi kapasitas yang tersimpan dalam suatu cekungan akan menyebabkan tatanan air tanah rusak dan neraca air menjadi tak seimbang.

Ketidakseimbangan tersebut akan berdampak pada lingkungan, seperti turunnya muka air tanah, amblesan, dan meluasnya genangan banjir. "Untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan konsumsi air tanah di suatu cekungan, diperlukan suatu sistem pengelolaan terpadu," tuturnya dalam orasi ilmiah berjudul 'Strategi Pengelolaan Air Tanah di Daerah Perkotaan'.

Sementara itu Dwi, peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, mengupas tentang budidaya abalon tropis untuk meningkatkan produksi perikanan di Indonesia. Dia menuturkan, Abalon adalah siput atau gastropoda laut marga Haliotis yang bersifat Herbivora.

Keberhasilan inovasi teknologi pembenihan abalon tropis memberikan dukungan yang kuat terhadap pengusaha budidaya yang berminat membuka usaha budidaya pembesaran abalon tropis di Indonesia. "Dengan dikuasainya teknologi pembenihan abalon tropis maka persediaan benih untuk usaha budidaya pembesaran sudah tidak menjadi masalah, dan produksi perikanan abalon di Indonesia dapat ditingkatkan," kata Dwi dalam orasi ilmiahnya 'Biologi dan Inovasi Teknologi Budidaya Abalon Tropis untuk Meningkatkan Produksi Perikanan di Indonesia'

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement