REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Di depan ratusan karyawan dan jajaran direksi BUMN, Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan mengapa dia menangis saat dipastikan menjadi menteri. "Saya masih ingin tinggal di PLN, karena ada yang saya targetkan rampung," ujar dia, di Bandung, Senin (31/10).
Bahkan Dahlan mengatakan dia sudah siap 'melarikan diri' ke Eropa, sudah memesan tiket dan tinggal 10 menit boarding, semata untuk menghindari panggilan menjadi menteri.
Mimpi yang enggan ditinggalkan Dahlan di PT PLN, adalah strategi terobosan mengatasi persoalan kebutuhan gas untuk pembangkit listrik. "Saya tersinggung, ketika dikatakan ada krisis listrik sekian lama di daerah yang kaya sumber energi," kata dia.
Daerah tersebut adalah Sumatra Selatan, Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Terobosan yang dia bangun adalah pemanfaatan batu bara untuk dan teknologi lain untuk 'mengakali' kebutuhan peak time.
Pada beban puncak, hanya BBM dan gas yang bisa membangkitkan listrik mencukupi. Tapi, Dahlan mengaku sudah ada terobosan memanfaatkan batu bara dan teknologi lain untuk bisa mencukupi kebutuhan beban puncak. "Itu kenapa saya nangis meninggalkan PLN. Prototipenya sudah akan rampung Juni atau Agustus 2012," kata dia.
Salah satu teknologi yang sudah berjalan, antara lain berada di Cisokan. Yaitu mekanisme penyimpanan cadangan listrik di luar beban puncak untuk dipakai saat beban puncak. Tapi ada prototipe lain yang sedang dikembangkan, dan akan digunakan di Jambi.
"Kalau ini berhasil, jatah gas PLN bisa digunakan untuk yang lain, termasuk untuk PT Pusri," tegas dia. Targetnya, pengalihan jatah gas PLN ini sudah bisa dilakukan pada 2013 atau 2014.