REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemilihan Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) molor akibat belum selesainya konflik dualisme kepengurusan.
Sesuai jadwal yang diterima peserta, pemilihan Ketua Umum KNPI periode 2011-2014 dilaksanakan pada Kamis (27/10), siang. Namun, panitia Kongres XIII KNPI menunda tanpa memberi tahu kepada peserta.
Anggota KNPI Papua Barat, Sepnat, mengatakan panitia tidak konsisten dengan jadwal yang disusun. Hal itu membuat bingung peserta, sebab mereka jadi tidak tahu kapan dilangsungkannya pemilihan ketua umum KNPI.
Apalagi rapat komisi masih belum selesai membahas masalah teknis pemilihan pimpinan. "Bisa jadi malam ini, atau besok (Jumat)," ujar Sepnat.
Meski begitu, ia bisa memahami kinerja panitia mengapa jadwal sampai bisa molor. Hal itu lantaran banyak DPD I KNPI tingkat provinsi yang harus menyelesaikan persoalan internal terkait dualisme kepemimpinan.
Menurut Sepnat, separuh lebih dari 33 DPD I KNPI memiliki kepengurusan ganda, seperti DPD I KNPI Nangroe Aceh Darussalam, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur. Hal itu terjadi sebagai konsekuensi terbelahnya DPP KNPI menjadi dua kubu, yakni KNPI yang dipimpin Ahmad Doli Kurnia maupun Aziz Syamsuddin.
Meski keduanya sepakat mengakhiri perseteruan dengan menggelar kongres bersama. Namun persoalan di KNPI tingkat provinsi tidak otomatis selesai. “Banyak yang bertengkar mengklaim paling berhak memiliki suara. Bahkan ada yang sampai saling pukul antar pengurus,” beber Sepnat.
Yang membuatnya lega, tuntutan DPD II KNPI tingkat kabupetan/kota untuk dilibatkan dalam pemilihan ketua umum sudah berakhir. Posisi KNPI tingkat kabupaten/kota sebagai peninjau. Adapun yang memiliki hak suara adalah 33 DPD II KNPI, 104 organisasi kepemudaan (OKP), ditambah satu suara dari Majelis Pemuda Indonesia (MPI). “Tapi, kami dari Papua Barat, mengakui dan mendukung KNPI kepemimpinan Doli Kurnia,” kata Sepnat.
Wakil Ketua KNPI Jawa Tengah, Farhan, berharap kongres kali ini menjadi momentum rekonsiliasi pengurus. Sehingga ditingkat DPP KNPI dapat bersatu dan menghasilkan ketua umum baru yang bisa memimpin organisasi. KNPI Jawa Tengah ingin ketua umum terpilih bisa membawa berkah keutuhan organisasi seperti dulu. “Semoga tidak ada dualisme lagi, meski tidak ada jaminan hal itu tidak terjadi lagi,” ujarnya.