Rabu 26 Oct 2011 20:40 WIB

Duh...Setahun Erupsi Merapi, Warga Masih Kesulitan Mengkses Jembatan

Sejumlah warga membersihkan sisa timbunan material vulkanik yang mengendap di jalanan dan selokan kawasan lereng Merapi.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Sejumlah warga membersihkan sisa timbunan material vulkanik yang mengendap di jalanan dan selokan kawasan lereng Merapi.

BOYOLALI - Setahun bencana letusan gunung Merapi berlalu sudah, namun pemulihan pascabencana belum sepenuhnya tuntas. Warga lereng Merapi di wilayah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, masih kesulitan mengakses jembatan karena banyak yang putus akibat bencana lahar dingin.

Warga lereng Merapi hingga sekarang masih mengandalkan jembatan darurat dari bahan bambu untuk ke luar masuk desa, menurut Anto (35) warga Dukuh Takeran, Desa Tlogolele, Selo, Boyolali, Rabu (26/10).

Memang, jembatan darurat yang terpasang di Kali Apu Desa Tlogolele sering hanyut terbawa banjir. Tetapi, imbuhnya, akses tersebut sangat bermanfaat bagi warga sekitar.

Alhasil sejak dam Kali Apu ambrol diterjang banjir lahar dingin, warga yang hendak ke pusat kecamatan Selo harus berputar melalui wilayah Magelang.

Pemerintah kini sudah mulai membangun jembatan yang terputus dengan model gantung. Tetapi, masih banyak jalur akses utama antar desa yang menggunakan jembatan darurat, termasuk akses menuju Desa Tlogolele, Selo, melalui Kali Apu.

Kepala Desa Tlogolele Budi Harsono, mengatakan keberadaan dam Kali Apu memang sangat vital. Pasalnya, selain untuk penahan banjir lahar dingin, dan itu juga berfungsi sebagai akses warga sekitar.

Oleh karena itu, warga mengharapkan supaya pemerintah segera membangun dan memperbaiki dam tersebut setahun pascaerupsi Merapi.

Menurut dia, hancurnya dam Kali Apu tersebut, warga Tlogolele terpaksa memutar melalui wilayah Magelang untuk ke pusat Kecamatan Selo. Karena, warga beberapa kali membangun jembatan darurat dari bambu hanyut terbawa banjir.

Warga kini yang membangun jembatan bambu, namun hanya cukup untuk pejalan kaki saja, karena kondisi medannya curam dan harus menyisir tebing.

Selain itu, warga juga membuat jalan setapak dengan landasan dari bambu, agar sepeda motor dapat melintas dan tidak terpeleset. Tetapi, musim hujan saat ini tidak ada jaminan jembatan tersebut tidak diterjang lahar dingin.

Sementara Bupati Boyolali Seno Samodro menjelaskan, pemkab sudah menyampaikan seluruh kerusakan termasuk jembatan putus akibat bencana erupsi Gunung Merapi ke pemerintah pusat.

Namun, kata Bupati, proses pembangunan jembatan akan dilakukan beberapa tahap dan pertama ada lima jembatan gantung yang dibangun.

Menurut dia, dalam waktu dekat akan turun lagi dana pembangunan dari pusat untuk sejumlah jembatan yang lainnya di lerang Merapi dalam masa rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement