REPUBLIKA.CO.ID, MANDAILING NATAL -- Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan sekitar tujuh hektar lahan ganja di Perbukitan Desa Huta Tua, Penyabungan Timur, Sumatra Utara. Lahan tersebut berada di ketinggian 1.600 meter dari desa tersebut.
"Kami menduga ada lebih dari tujuh hektar, karena warga menanami ganja semenjak 1980," ujar Kepala Satgas Operasi BNN, Brigjen Benny Mamoto, Selasa (25/10). Warga di sana tidak memiliki penghasilan yang memadai, sehingga nekat menanam ganja secara turun-temurun. "Bukit itu berdekatan dengan Bukit Tinggi, Sumatra Barat" tambahnya.
Ganja Mandailing Natal berada di urutan kedua setelah Aceh. Tim Bareskrim Polri pernah menemukan lebih dari 50 hektar lahan ganja di Aceh. Satu hektar lahan ganja diprediksi mampu menghasilkan puluhan kilogram ganja kering. Hasil cocok tanam ganja kemudian dijual kepada pengumpul seharga Rp 200-300 ribu. Bandar kemudian mengambil alih. Ganja kemudian dibuat paket mulai ukuran puluhan gram hingga satu kilogram. Ganja kemudian diedarkan mulai Sumatra Barat hingga Jakarta.
Benny menyatakan pihaknya masih menyelidiki kepemilikan lahan ganja tersebut. "Kita akan tangkap siapa pun yang terlibat," jelasnya. Dia menyatakan pendekatan hukum diperlukan masyarakat disana, karena kampung tempat menanam ganja itu dihuni preman yang tidak segan-segan membunuh. Ada yang membawa ganja sambil menenteng senjata api rakitan. Mereka bergerak cepat untuk menaiki bukit berlahan ganja hanya dalam waktu satu sampai dua jam. Sementara warga biasa menaiki bukit tersebut dalam waktu empat jam.
Lahan ganja ditanami secara liar. Benny menyatakan banyak kaum lelaki di sana yang berprofesi sebagai petani ganja dan jarang berada di rumah. Kaum lelaki hanya sesekali pulang ke rumah, selebihnya mereka tinggal berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.
Warga dengan sukarela sudah menyerahkan 50 pucuk senjata api rakitan kepada aparat Polres Mandailing Natal. "Lahan ganja dimusnahkan secara bertahap. Kita tak bisa memusnahkan secara langsung, karena lokasinya berjauhan, tidak mengumpul pada satu tempat," jelasnya.