REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Menteri kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, mengaku menghargai keputusan perombakan kabinet yang dilakukan oleh Presiden Yudhoyono, karena menyadari bahwa hal tersebut merupakan hak prerogatif Presiden. Meskipun, katanya, sampai saat ini pun dia juga masih belum mengetahui alasan secara persis mengapa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencopot dirinya dari posisi menteri.
"Jam 17.00 WIB nanti saya akan bertemu dengan Pak Ical (Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Golkar)," ucapnya. Kemungkinan, ia akan membicarakan antara lain soal reshuffle ini.
Fadel membantah kabar yang mengatakan bahwa dirinya akan keluar dari Partai Golkar, dan beralih menjadi anggota dari partai lain.
Mantan gubernur Gorontalo ini memaparkan kronologis pemberhentian dirinya saat bertemu dalam acara rangka perpisahan dengan media di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta, Rabu.
"Pada pukul 15.30 WIB, saya ditelepon Pak Sudi Silalahi (Sekretaris Kabinet) bahwa saya tetap di posisi saya," kata Fadel Muhammad.
Selanjutnya, menurut Fadel, dirinya segera menyiapkan rapat dengan jajarannya untuk menyiapkan pemaparan program yang rencananya akan dipaparkan pada Komisi IV DPR beberapa hari mendatang.
Namun, lanjutnya, pada pukul 18.50 WIB, dirinya kembali dihubungi oleh Sudi Silalahi yang mengabarkan bahwa namanya tidak akan tercantum dalam Kabinet Indonesia Bersatu II.
"Saya bilang tidak apa-apa. Telepon langsung mati, mungkin karena Pak Sudi dipanggil Presiden," kata Wakil Ketua Partai Golkar itu.
Fadel mengira bahwa alasan pencopotan dirinya akan diberitahu oleh Presiden saat pidato terkait perombakan kabinet yang dilakukannya, tetapi sampai selesai dia tidak mendengar alasan pencopotan dirinya, baik itu mengenai kinerja maupun terkait hal lainnya.