REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Menghadapi krisis pangan, kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani, cukup memakai rumus ABC saja. Pertama, Akui bahwa memang ada krisis pangan. Kedua, Berpihak pada ekonomi sektor riil. Ketiga, Canangkan Indonesia sebagai negara yang ekonominya kuat dalam berdaulat pangan.
“Tak ada yang dapat menyelamatkan Indonesia dari krisis pangan selain bangsa sendiri,” kata Puan.
Sebab, ia melihat kondisi Thailand dan Vietnam yang menjadi sumber impor beras Indonesia justru tengah terkena krisis. Baik akibat bencana alam maupun gejolak politik dan pemerintahan. Puan mengingatkan, jika Vietnam dan Thailand menghentikan kiriman berasnya ke Indonesia akibat krisis keuangan, Indonesia bisa gigit jari akibat terseret krisis pangan yang semakin mendalam.
Sementara Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengatakan krisis ekonomi yang melanda Indonesia saat ini tak sama dengan krisis ekonomi 1997 dan 2008. “Dua krisis sebelumnya terjadi murni di sektor keuangan saja,” katanya. Sedangkan, ancaman krisis berikutnya adalah akibat pangan.
Melemahnya ekonomi global dapat mengakibatkan kenaikan harga pangan. “Jangan pernah bermimpi harga pangan akan turun,” kata akademisi sekaligus pengamat ekonomi, Hendri Saparini. Krisis pangan di Indonesia, menurutnya, bisa lebih parah daripada krisis keuangan. Dalam menghadapinya, pemerintah perlu menyelamatkan ekonomi sektor riil seperti pertanian.