REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua DPR-RI, Pramono Anung mengatakan, isu reshuffle sudah lama diwacanakan dan terlalu menyita waktu. Sehingga membuat harapan publik menjadi begitu besar.
Karenanya, ia berharap ini bisa terjawab dengan penunjukan orang-orang yang memang kredibel. "Bukan karena kekuatan tarik-menarik personal atau kekuatan yang menyangkut politik. Tetapi memang profesionalitas yang dikedepankan," katanya, di gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/10).
Harapan publik pun semakin besar terutama setelah beredar adanya pos wakil menteri baru. Pramono menilai kalau itu saja yang dilakukan, sebenarnya tidak cukup signifikan. Pasalnya, justru menimbulkan persoalan baru ketika menteri bertengkar dengan wakil menteri.
Ia menambahkan, sisa waktu tiga tahun tidak terlalu lama untuk membentuk pandangan rakyat terhadap presiden. apakah akan dikenang sebagai presiden yang mewariskan sesuatu yang luar biasa bagi bangsa ini. Atau menjadikan tiga tahun yang sama dengan tahun kemarin karena terlalu banyak pertimbangan politik.
"Kalau itu terjadi, maka orang akan mengenang yang berbeda dengan Pak SBY. Saya pribadi mengharapkan kabinet kali ini diisi orang yang mampu betul, yang cakap, cekatan, punya inisiatif selesaikan persoalan," kata Pram.
Apalagi, lanjutnya, saat ini bisa dikatakan sebenarnya banyak masalah yang menumpuk. Beruntung momentum ekonominya sedang bagus. Kalau tidak, persoalan ini dipastikan akan muncul.
"Harapan yang paling utama. Sebenarnya secara momentum ekonomi kita masih bagus, walaupun pertumbuhan dikoreksi sekitar 6,5 persen. Harapan untuk tumbuh lebih baik membutuhkan kecakapan keberanian dan juga inovasi dari para menteri, terutama menteri bidang perekonomian," jelas politisi PDI Perjuangan ini.
Masalah lain, lanjutnya, mengenai masalah korupsi yang selama dua tahun ini dinilai terlalu hingar bingar, namun tidak memberikan hasil yang memuaskan publik.