REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-– Jumlah peserta program transmigran dari tahun ke tahun bertambah. Motivasi para transmigran ini untuk bertransmigran ke luar daerah sangatlah rendah. Hal ini diketahui oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI Jakarta, Deded Sukendar, dari hasil tes psikologi yang diikuti calon transmigran.
“Ketika mereka diuji oleh psikolog, hasil tesnya sangat rendah. Ini karena tidak adanya keinginan mereka untuk bertransmigran. Kebanyakan dari mereka memiliki keinginan yang besar untuk dapat tinggal di Jakarta,” ujar Deded, Rabu (12/10). Pihak Disnakertrans, diakui Deded memang melakukan tes psikologi terlebih dahulu sebelum mengirimkan penduduk ke luar daerah.
Tes ini, menurutnya dapat membantu melihat motivasi para transmigran, dan mempermudah mereka untuk dapat beradaptasi (menyesuaikan diri) di daerah baru nantinya. Meski kerjasama dengan daerah-daerah penerima transmigran berjalan baik, Deden mengaku Jakarta sempat di black list, sebagai daerah pengirim transmigran.
“Ini karena yang dikirim untuk melakukan transmigrasi adalah gepeng, gelandangan, dan pengemis. Mereka dinilai menjadi beban bagi daerah penerima,” kata Deded.
Ia mengatakan, daerah-daerah yang biasanya menerima transmigran dari Jakarta adalah Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Sementara penyebaran lainnya, dilakukan di daerah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Aceh. Deded menuturkan, dari tahun ke tahun pengiriman transmigran ke luar daerah ini terus meningkat.
Berdasarkan data Disnakertrans, tahun 2009, ada 100 kepala keluarga (KK), atau sekitar 376 jiwa yang melakukan transmigrasi ke empat provinsi, yaitu Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Bengkulu, dan Sulawesi Tenggara. Tahun 2011, jumlah ini meningkat menjadi 185 KK atau 740 jiwa. Mereka melakukan transmigrasi ke lima provinsi, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Sumatera Tenggara, dan Aceh.
Sementara tahun 2012 mendatang, Disnakertrans telah merencanakan program transmigrasi bagi 200 KK atau sekitar seribu jiwa penduduk Jakarta, ke enam provinsi, yaitu Sumatera Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. “Program ini akan menyertakan penduduk yang tinggal di daerah kumuh, seperti bantaran kali dan pinggiran rel kereta api,” kata Deded.