REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical mengaku hingga kini belum pernah diajak bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membicarakan reshuffle kabinet. Karena itu, ia membantah kabar yang beredar bahwa partai berlambang beringin itu meminta tambahan jatah satu menteri.
Dikatakan Ical, Golkar berharap susunan kabinet pascareshuffle banyak diisi orang profesional. Yakni orang yang memiliki jejak rekam baik dan kompeten di bidangnya.
Presiden, saran Ical, jangan melihat asal partai kandidat menteri yang diangkatnya sebab Golkar selalu mendukung keputusan kabinet. "Golkar mendahulukan kemampuan daripada asal partai politik. Tak masalah menteri Golkar digeser," kata Ical di Gedung DPP Golkar, Jumat (7/10).
Dikatakannya, sisa waktu pemerintahan tiga tahun ke depan wajib dimaksimalkan Presiden untuk meningkatkan kinerja kabinetnya. Ia menyoroti posisi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Menteri Keuangan (Menkeu) harus diisi orang yang mampu dan menguasai persoalan di bidang tersebut.
"Golkar tak masalah (menterinya direshuffle). Yang terbaik untuk rakyat ini menjadi prinsip Golkar," kata Ical.