Kamis 06 Oct 2011 18:06 WIB

Reshuffle Bisa Dongkrak Popularitas SBY

Rep: mansyur faqih/ Red: Stevy Maradona
Wasekjen DPP PPP, M Romahurmuzy
Wasekjen DPP PPP, M Romahurmuzy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy menilai, saat ini merupakan saat yang tepat bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk melakukan reshuffle.

‘’Soal keperluan, itu semuanya keperluan presiden. Kalau soal momentum, ini momentum terakhir untuk reshuffle. Karena belum sampai separuh dari pemerintahan. Kalau lebih dari separuh, apa gunanya,’’ katanya, di gedung DPR, Jakarta, Kamis (6/10).

Menurutnya, reshuffle merupakan pisau bermata dua. Di satu sisi bertujuan untuk meningkatkan kinerja. Tapi di sisi lain juga digunakan untuk meningkatkan popularitas. Di negara lain, efeknya pun beragam, ada kalanya berhasil meningkatkan popularitas seperti yang dilakukan Perdana Menteri Jepang akhir-akhir ini.

Atau malah seperti yang terjadi pada Presiden Prancis Nicholas Sarkozy pada 2010 yang justru langsung menurunkan popularitas. Artinya, figur yang ditempatkan pasca-reshuffle bukan yang dikehendaki publik.

‘’Tetapi, buat saya presiden tidak perlu mempedulikan popularitas dan kepercayaan masyarakat terhadap kabinetnya. Karena ini tidak lagi digunakan sebagai modal politik untuk 2014. Karena tidak lagi diperkenankan untuk mencalonkan diri lagi,’’ ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement