REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia memiliki persentase terbesar partisipan yang tidak melakukan apapun untuk mencegah kehamilan. Kebanyakan dari mereka hanya pasrah menerima keadaan, dan tidak melakukan upaya apapun untuk mencegah kehamilan, walau sebenarnya tak ingin memiliki anak banyak.
Inilah hasil survei yang dilakukan Pacific Council on Contraception (APCOC). Survei dilakukan di sembilan negara, yaitu Cina, Korea Selatan, Thailand, Singapura, Indonesia, India, Pakistan, Taiwan, dan Malaysia. Usia partisipan adalah 20 sampai 35 tahun. Dengan sebaran yang cukup seimbang untuk usia, wilayah, dan tingkat pendidikan.
Dari survei terungkap, di Indonesia, sebanyak 31 persen partisipan tidak melakukan apa-apa untuk mencegah kehamilan. Sedangkan sebanyak 37 persen tidak menggunakan porteksi untuk mencegah kehamilannya.
Hampir setengah dari jumlah partisipan di tidak menggunakan kontrasepsi (khususnya wanita). Hasil survei menyatakan hanya sepertiga responden yang menggunakan kondom. Berdasarkan hasil survey yang sama juga didapat 44 persen partisipan wanita tidak pernah memeriksakan diri ke dokter kandungan selama kehamilannya. Sedangkan 56 persen sisanya memeriksakan diri setelah berusia 25 tahun.
Menurut Prof Dr Dr Biran Affandi Spog (K) Famm dari APCOC, rendahnya keresertaan KB dikarenakan salah informasi yang banyak beredar tentang kontrasepsi. "Satu dari tiga orang Asia mendapatkan informasi salah mengenai kontrasepsi. Akibatnya kebanyakan orang tidak menggunakannya," kata Biran.
Selain itu kebanyakan orang merasa malu membicarakan masalah kontrasepsi dengan orang lain. Sepertiga responden (umumnya pria) menggangap, kontrasepsi adalah hal yang tabu untuk dibicarakan.