REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Aksi tawuran yang melibatkan pelajar versus wartawan ditengarai dipicu oleh oknum pihak ketiga. Keberadaan oknum ini bisa memperkeruh suasana, sehingga tawuran tetap kembali timbul.
Kepala Seksi Pembinaan dan Kemampuan Direktorat Pembinaan Masyarakat, Kompol Jaenur, mengatakan tawuran dapat terjadi karena terpicu provokasi pihak ketiga. "Seperti adanya oknum alumni sekolah yang dapat memperkeruh suasana. Pengaruh yang sifatnya negatif," katanya di Mapolda Metro Jaya, Kamis (22/9).
Dari hasil pendalaman selama ini, kata Jaenur, terkadang ada oknum alumni yang memengaruhi dan memprovokasi sehingga timbul tawuran. Bahkan ada tindakan intimidasi pada siswa yang masih junior untuk ikut dalam tawuran.
Bahkan, lanjut Jaenur, provokasi yang dilakukan pihak ketiga ini bisa mudah tersebar melalui pesan elektronik. Kejadian seperti ini pernah ditemukan dalam kejadian tawuran di wilayah Tangerang. "Para siswa yang terlibat tawuran mengaku mendapatkan pesan untuk ikut dalam tawuran. Saat ditanya, mereka tak tahu ada masalah apa," tuturnya.
Jaenur menghimbau agar para siswa tidak mudah terprovokasi oleh pihak ketiga tersebut, sehingga tidak mudah untuk terlibat dalam tawuran. Apalagi kalau alasan mengikuti tawuran karena ingin terlihat gaul atau terkenal.
Untuk itu, Jaenur mengimbau perlunya penanaman nilai-nilai pribadi pada murid. Hal ini bisa dilakukan pihak sekolah, perguruan tinggi, atau kepolisian untuk memberikan penyuluhan.