Senin 19 Sep 2011 10:34 WIB

Pembentukkan Tim Pertahanan KPK Dinilai Berlebihan

Rep: Esthi Maharani/ Red: Didi Purwadi
Ray Rangkuti
Ray Rangkuti

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Pembentukkan tim pertahanan KPK atau yang dikenal dengan Tim Analisis dan Advokasi KPK dinilai berlebihan. Pengamat politik dari LIMA, Ray Rangkuti, mengatakan tak jelas benar bagaimana KPK mendefenisikan ancaman terhadap institusinya.

"Tak jelas benar bagaimana mereka membedakan antara ancaman atau kritikan," katanya, Senin (19/9).

Tetapi, mungkin karena itulah KPK sekarang membentuk lembaga baru tersebut. Sebab, hal ini memperlihatkan bagaimana KPK menganggap upaya pelemahan KPK selalu dan senantiasa datang dari luar. Sehingga, itu terkesan mengabaikan bahwa internal KPK juga sangat potensial melakukan hal yang sama.

Kedua, jika KPK menganggap ada isu yang tak ada fakta, bukankah untuk membuktikan analisis itu tak diperlukan tim khusus.

"Lha faktanya tidak ada, untuk apa dicari-cari kelemahan dasar argumentasi isu. Bukankah fakta tak ada itu lebih dari cukup untuk menyatakan isu tak berdasar," katanya.

Selain itu, pembentukkan tim pertahanan KPK itu dianggap tak sesuai dengan kondisi. Meskipun, KPK sedang banyak serangan dan kritikan yang sangat luas.

"Tentu hal ini terkait dengan kinerja KPK dan moralitas baik pimpinan maupun staf KPK yang ternyata tak sepi dari tindakan-tindakan negatif. Kenyataannya, setidaknya satu pimpinan dan beberapa staf KPK tengah mendapat sorotan luas terkait kasus Nazzarudin," katanya.

Menurutnya, soal pelemahan KPK telah dijawab masyarakat dengan gerakan untuk mempertahankannya. "Gerakan sipil tak memerlukan dan memang semestinya, mendapat stempel pengesahan dari lembaga negara. Jika itu terjadi, ia bukan gerakan sipil, tapi tindakan lembaga negara. Biarlah gerakan sipil berada di jalurnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement