REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfaraby mengaku kaget dengan respon sejumlah kalangan di DPR dan KPK yang memandang negatif survei terkait kepercayaan publik atas KPK. Ditegaskan Adjie, survei Juni 2011 tersebut merupakan survei rutin LSI tanpa ditumpangi pihak tertentu.
"Orang yang menuduh seperti itu mungkin banyak, tapi ini adalah survei reguler dan rutin yang kita lakukan, tidak hanya soal KPK," ujar Adjie kepada wartawan, Senin (8/8). Menurut Adjie, hasil survei yang memperlihatkan penurunan kepercayaan publik kepada KPK ini justru harus dijadikan evaluasi oleh DPR dan KPK.
LSI melakukan survei terhadap 1.200 respon dan menanyakan kinerja KPK sejak survei 2005. Hasilnya, jika pada 2005 tingkat kepercayaan mencapai 58 persen, pada survei kali ini hanya 41 persen yang percaya KPK mampu menjalankan tugasnya, sisanya ragu KPK dapat menyelesaikan kasus korupsi yang melibatkan tokoh dan partai berkuasa.
Mengenai KPK yang dijadikan obyek surveinya, Adjie menjelaskan bahwa momentumnya bertepatan dengan proses penjaringan pimpinan KPK yang sedang dilakukan Panitia Seleksi. "Kita ingin memberi gambaran kepada publik bahwa kepercayaan kepada KPK memang menurun. Tidak ada motif politis," tuturnya.
Melalui survei ini, LSI berharap Pansel Pimpinan KPK dapat memilih orang yang bisa dipercaya, berintegritas dan keberanian dalam menangani kasus korupsi. Terutama yang melibatkan tokoh maupun partai berkuasa.