REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI - Kepergian Kapten Eddy Purwono Moh Asmanun,pilot helikopter milik PT Nyaman Air yang disewa PT Nusa Halmahera Mineral (PT NHM), meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya.
Adik almarhum bernama Sri Catur Endah Kurniawati (49) yang ditemui di rumah ibunya, Jalan Anggrek, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Kamis, menyatakan tak menyangka heli yang celaka adalah heli yang dikemudikan kakaknya. "Kami tentu saja kaget dengan peristiwa tersebut," ucapnya.
Sri juga menceritakan, kakaknya itu adalah orang bertanggung jawab. Di tempatnya belajar, Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia - Curug (STPI Curug), ia juga anak yang cerdas, dengan terbukti pernah dikirim pelatihan ke Inggris, karena masuk tiga besar.
Sri mengatakan, kebar kematian kakaknya itu membuat ibunya, Siti Asiyah Muhsin (76) juga terluka. Bahkan, kesehatannya memburuk dan kini terbaring sakit. Ia sebenarnya ingin menyembunyikan dulu kabar ini dari ibunya, karena beberapa hari sebelum kejadian itu, kesehatan ibunya juga sudah turun.
Sri mengatakan, kakaknya itu sangat dekat dengan keluarga. Ia juga menjadi tulang punggung keluarga, setelah sang ayah, Moch Moechsin meninggal dunia. Secara ekonomi, dari tujuh adiknya menggantungkan hidup padanya. "Ia anak pertama, jadi, juga menjadi tulang punggung keluarga," tuturnya.
Sri mengatakan, terakhir kali kakaknya yang kini tinggal di Pamulang, Ciputat, Jakarta ini pulang ke Kediri, di rumah keluarganya pada 6 Juli 2011 lalu. Di tempat ini, ia menghabiskan hari-harinya tinggal di dalam rumah.
"Kalau sudah di rumah, ia jarang ke luar. Tidak pernah kemana-mana," ucapnya.