REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN - Memasuki Ramadhan, warga mengeluhkan cuaca panas. Kondisi ini membuat sebagian warga mengurangi aktivitas. Atau, usai shalat Dhuhur, banyak karyawan yang memilih tiduran sejenak di masjid. "Ngadem," demikian mereka beralasan.
Namun, siap-siap saja, karena beberapa hari ke depan, kita harus terbiasa dengan cuaca ini. Menurut Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan Wilayah II, Guswanto, cuaca panas akan terus terjadi hingga awal September. "Agustus memang telah memasuki musim kemarau.Ini sesuai prakiraan BMKG," ujar Gus.
Dia mengatakan, Tangsel dan beberapa kota lainnya sudah memasuki musim panas. Suhu berkisar antara 30 sampai 32 celcius. "Ini masih normal," katanya.
Dampak dari terjadinya badai di Filipina, jelas Gus, mengakibatkan seluruh uap air tertarik ke negara tersebut. Kondisi itu berdampak pada rendahnya uap air.
Untuk itu, warga diminta tak perlu merasa khawatir atau sampai berhenti beraktivitas. "Panasnya masih normal," kata Gus.
Dampak yang terjadi, sambungnya, hanya kepada penurunan volume air tanah. "Tidak akan berdampak pada dehidrasi pada manusia," ungkapnya.