REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, menyebut dua nama pejabat KPK, yaitu Deputi Penindakan Ade Rahardja dan Juru Bicara, Johan Budi, menemuinya. Alasan ini pula yang membuat Johan Budi mundur.
Johan menjelaskan, pada awal tahun 2010, ia pernah diajak oleh Deputi Penindakan KPK, Ade Rahardja, untuk menemui dua orang anggota DPR RI di sebuah restoran di Jakarta pada malam hari.
Pertemuannya itu terendus oleh media bahwa yang ditemuinnya itu salah satunya adalah Nazaruddin. Johan meskipun mengaku menemui anggota DPR itu bersama Ade Rahardja, tetapi ia lupa apakah yang ditemuinya itu adalah Nazaruddin atau bukan.
Karena, pada waktu itu ia tidak mengenal Nazaruddin dan pada saat pembicaraan, antara Ade Rahardja dan dua orang anggota DPR RI itu, ia tidak ikut diajak serta. Karena, mereka berbicara di meja lain sedangkan ia ditinggal sendirian di meja lainnya.
“Ya pokoknya pada waktu itu saya ikut makan,” ujar Johan.
Johan mengatakan, ia baru ingat peristiwa itu karena ia mendapat kabar dari media tersebut bahwa Nazaruddin menyebut Johan dan Ade Rahardja menemuinya pada awal tahunh 2010 lalu.
Terkait hal tersebut, Johan mengaku ia telah melaporkan hal tersebut kepada Direktur Pengawasan Internal KPK untuk mengklarifikasi bahwa ia tidak membicarakan sebuah kasus tertentu dengan anggota DPR yang disebut-sebut Nazaruddin itu.
“Ya supaya tidak ada fitnah saja, karena nama saya disebut-sebut oleh Nazaruddin,” katanya.