REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, Denny Indrayana, meragukan pernyataan Muhammad Nazaruddin yang menuding keterlibat sejumlah petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus korupsi di Kementerian Pemuda Olahraga. Bahkan, Denny mengaku lebih mempercayai KPK.
"Saya lebih percaya KPK daripada orang buron. Sebagai tersangka, (Nazaruddin) nggak berani bertanggungjawab," ujar Denny, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (20/7).
Keraguan Denny tak terlepas dari pernyataan mantan bendahara umum Partai Demokrat itu yang cenderung tidak konsisten. Dari uang yang mengalir ke Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sampai dengan perkenalannya dengan Mindo Rosa Manulang. "Kalau bicara hubungan dengan Rosa berubah-ubah. Rosa mengaku dia kenal, sebelumnya nggak ngaku,"kata Denny.
Menurut Denny, orang yang sedang terjepit masalah hukum bisa bicara apa saja. Sepanjang informasi itu sepihak dari Nazar, maka hal tersebut lebih bersifat sensasional daripada bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, informasi-informasi tersebut perlu dilakukan verifikasi secara hukum.
"Sikapnya yang lari itu membuat saya agak tidak respek. Apalagi dibandingkan dengan KPK," ucapnya.
Soal media yang berhasil menghubungi Muhammad Nazaruddin itu tidak benar. Menurutnya, Nazaruddin yang menghubungi media.
Aparat penegak hukum, lanjut Denny, terus melakukan pengejaran terhadap Nazaruddin. Hanya saja karena Nazaruddin berada di luar negeri, maka tingkat kesulitannya jauh lebih besar. "Inikan di luar negeri, pastikan ada tingkat kesulitan lebih tinggi ketimbang dia ada di dalam negeri,"jelasnya.