Kamis 14 Jul 2011 13:39 WIB

Deradikalisasi Agama Tak Hanya Monopoli Kaum Bapak

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: cr01
Ketua Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa.
Foto: jakpress.com
Ketua Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Deradikalisasi agama akan lebih efektik jika melibatkan kaum ibu. Demikian dikatakan Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawangsa, di arena Kongres Muslimat NU ke-16 di Bandar Lampung, Kamis (14/7).

Menurut Khofifah, posisi dan peran mereka untuk mendeteksi dini dan monitoring perubahan tingkah laku anak lebih membuka peluang luas bagi berhasilnya upaya tersebut. "Selama ini deredikalisasi dikira hanya tugas kaum bapak," ujarnya.

Untuk itu, kata Khofifah, tema deradikaliasi termasuk salah satu bahasan kongres. Bagi Muslimat, Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah yang menekankan prinsip kebangsaaan merupakan tekad bulat organisasi yang berusia 65 tahun ini.

Khafifah menambahkan, selain deradikalisasi, kongres kali ini membahas pula isu-isu aktual yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Berikut tinjauan hukum Islamnya (Bahtsul Masail). Di antara masalah yang akan kembali dibahas terkait dengan hukum transplantasi organ tubuh, bank ASI dan bank sperma, termasuk pula pembahasan tentang hukum penyewaan rahim.

Kongres kali ini mengambil tema "Revitalisasi Institusi Layanan Muslimat Khidmah untuk Perempuan Indonesia". Kongres ke-16 ini diikuti oleh 33 pengurus wilayah, 526 pimpinan cabang, termasuk cabang istimewa Inggris dan Arab Saudi. Total peserta resmi sebanyak 2.600 orang dan 1.500 penggembira.

Selain pemilihan Ketua Umum periode 2011-2016, kogres yang akan berlangsung hingga 18 Juli ini, akan membahas agenda penting. Di antaranya peningkatan institusi pelayanan di berbagai bidang, mulai dari kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement