Selasa 12 Jul 2011 17:05 WIB

HMI 'Merapat' ke Ical

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Djibril Muhammad
Aburizal Bakrie
Aburizal Bakrie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejumlah  mahasiswa perwakilan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Indonesia (PB HMI), Selasa (12/7), menemui Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau biasa disebut Ical di kantornya, Wisma Bakrie, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta. Pertemuan itu merupakan silahturahmi rutin PB HMI ke tokoh-tokoh politik untuk membahas mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurut Ketua Umum PB HMI, Noer Fajrieansyah, kunjungan ke Ical adalah kunjungan silahturahmi biasa yang tidak ada hubungannya dengan arah politik PB HMI. Kunjungan itu membahas kondisi situasi terakhir kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

"Ini salah satu program kami dengan tema silahturahmi kebangsaan, kami melakukan diskusi dengan sejumlah tokoh politik nasional, Bang Ical adalah salah satunya," kata Noer dalam sambutannya.

Noer mengatakan, PB HMI sangat prihatin dengan kondisi politik tanah air saat ini. Masing-masing partai politik hanya sibuk memikirkan golongan dan kelompoknya tetapi melupakan tugas utamanya yaitu memikirkan rakyat.

Selain itu, dalam berbagai macam masalah di sejumlah bidang, politik menyandera penyelesainnya masalah itu. Misalnya, pada kasus hukum seperti kasus cek pelawat, kasus suap Sesmenpora, dan kasus Bank Century, intervensi politik sangat kentara pada penyelesaiannya masalah itu.

"Tidak terlepas pada bidang lainnya seperti ekonomi, harusnya masalah hukum diselesaikan dengan hukum dan masalah ekonomi diselesaikan dengan ekonomi, politik jangan ikut campur," katanya menegaskan.

Noer mengatakan, jika terus seperti ini, maka masa depan bangsa tidak akan cerah. Karena itu, ia meminta Ical selaku Ketua Umum Partai Golkar untuk membawa partainya di jalur yang lurus untuk kepentingan bangsa.

Menanggapi keresahan dari PB HMI itu, Ical mengaku bangga. Karena, masih ada anak-anak muda yang mau memikirkan kehidupan berbangsa dan bernegara. "Mereka gelisah karena memikirkan nasib masa depan bangsa," kata Ical.

Namun, Ical mengingatkan supaya keresahan itu tidak membuat anak-anak muda menjadi pesimis. Mereka harus menghadapi masalah ini dengan percaya diri dan keyakinan yang penuh. Karena, rasa optimis bisa membantu upaya penyelesaian berbagai macam masalah bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement